Penulis Utama | : | Alvira Audri Salshabila |
NIM / NIP | : | D1218002 |
Maraknya budaya asing di Indonesia menjadi salah satu penyebab genre film Indonesia semakin bervariasi salah satunya film bergenre drama. Banyak film drama Asia termasuk Indonesia selalu terkesan mendramatisasi cerita dari keadaan realitas sosial yang ada. Meskipun demikian, banyak juga film ber-genre drama yang mengangkat tema sosial dengan memberikan nilai-nilai moral yang dapat diambil sebagai bahan pelajaran, seperti film yang bertema pendidikan seks, konsekuensi seks di luar nikah, dan pernikahan dini.
Penelitian ini terfokus pada representasi pendidikan seks, konsekuensi seks di luar nikah, dan pernikahan dini yang terjadi di Indonesia yang di angkat melalui kisah dalam film Dua Garis Biru (2019) karya Gina S. Noer. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana bentuk representasi pendidikan seks, konsekuensi seks di luar nikah, dan pernikahan dini dalam film tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian ini menggunakan analisis wacana model Teun A. Van Djik dimensi teks yang meneliti struktur teks, sehingga dapat diketahui alasan mengapa teks tersebut diproduksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara menyaksikan seluruh adegan film Dua Garis Biru (2019). Selain itu penelitian ini juga memnggunakan teori Representasi sebagai dasar analisis.
Hasil penelitian ini menunjukkan secara makrostruktur terdapat bentuk- bentuk representasi pendidikan seks dalam film ini berupa pengenalan alat kontrasepsi, pengenalan resiko kehamilan di usia dini dan tanda-tanda kelainan pada kehamilan dini. Sementara bentuk representasi konsekuensi seks pranikah berupa beban moral dan aib keluarga, kehilangan masa remaja dan kesempatan masa depan, serta hilangnya kepercayaan orang tua terhadap anak. Terdapat pula bentuk representasi pernikahan dini yang digambarkan dengan adegan adegan menanggung beban finansial, bergantung pada orang tua, dan pasangan memiliki emosi yang tidak stabil dan egois. Sementara secara mikrostruktur sutradara secara eksplisit menjelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi representasi pendidikan seks, konsekuensi seks pranikah, dan pernikahan dini yang dialami remaja yakni: 1) adanya pandangan tabu terhadap seks pranikah yang berkembang di masyarakat, 2) adanya stigma negatif terhadap pelaku pernikahan dini, 3) adanya praanggapan bahwa pernikahan dini lebih baik daripada perzinahan.
Kata kunci: Analisis wacana, representasi, film, pendidikan seks, konsekuensi kehamilan di luar nikah, pernikahan dini.
Penulis Utama | : | Alvira Audri Salshabila |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | D1218002 |
Tahun | : | 2020 |
Judul | : | Representasi Pendidikan Seks Dalam Film Analisis Wacana Representasi Pendidikan Seks, Konsekuensi Seks di Luar Nikah, dan Pernikahan Dini pada Film Dua Garis Biru) |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - FISIP - 2020 |
Program Studi | : | S-1 Ilmu Komunikasi Non Reguler |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-Fak. Ilmu Sosial dan Politik, Jur.Ilmu Komunikasi-D1218002-2020 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Mahfud Anshori, S.Sos., M.Si, |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Fak. ISIP |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|