Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model penerjemahan istilah budaya
religi Islam. Model yang akan bisa menjadi panduan untuk penerjemah. Istilah- istilah tersebut banyak ditemukan dalam teks keagamaan Islam. Di dalam penelitian model ini bermaksud untuk 1. mengidentifikasi jenis istilah budaya religi dari teks religi Islam 2. menganalisa sifat istilah (kata, prasa dan klausa) budaya religi Islam tersebut 3. menjelaskan teknik, metode dan ideologi yang digunakan dalam penerjemah istilah budaya religi Islam. 4. menjelaskan dampak teknik dan ideologi penerjemahan istilah budaya religi Islam pada kualitas terjemahan teks keagamaan 5. penyusunan model penerjemahan istilah budaya religi Islam. Istilah budaya religi Islam merupakan ungkapan-ungkapan yang sensitif, tetapi ketika diterjemahkan ia harus tetap berkualitas dan nampak religiositasnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan deskriptif untuk mengungkap jenis istilah budaya religi Islam, teknik yang digunakan, dampak teknik terhadap kualitas terjemahan dan model penerjemahan istilah budaya religi Islam. Penelitian ini deskriptif kualitatif dengan studi kasus terpancang. Sumber data diambil dua buku sumber (English) dengan jumlah data 799, mereka menjadi data primer, sumber data juga berasal data sekunder. Data dikumpulkan dengan teknik analisis dokumen, penugasan, kuesioner dan focus group discussion. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua triangulasi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Data primer dari terjemahan dua buku yaitu Islam: A Short History dan The Impossible State: Islam, Politik, and Modernity’s Moral Predicament. Data sekunder berasal dari penelitian terkait dan Focus Group Discussion (FGD). Dengan data primer dan sekunder disusun prototipe kemudian dibangun model penerjemahan istilah budaya religi Islam. Model tersebut dihasilkan berdasarkan analisis domain, taksonomi dan komponensial setelah divalidasi dalam tiga tahapan FGD bersama para rater dan pakar. Berdasarkan penelitian ditemukan, pertama teridentifikasi 18 istilah budaya religi Islam, mereka semuanya sensitif. Istilah-istialh tersebut yaitu sapaan religi, artefak, eskatologi, kriterian moral dan etika, aktivitas religi khusus, konstruksi religi, makhluk supernatural, istilah pencerahan, peristiwa religi, situs religi, kegiatan religi, sejarah religi, peringatan religi, konsep religi, pemerintahan religi, nama religi, sumber religi dan perintah dan larangan religi. Kedua, sifat teks religi itu sensitif karena ia intangible, incongruous, subtle, create possible reaction and politization as well. Teks religi juga termasuk yang highly sensitive ketika penerjemahanya ditarik ke wilayah politik. Sifatnya yang sensitif berdampak pada usaha mempertahankan religiositas teks religi dan teknik yang digunakan. Dampaknya adalah Arabisasi istilah untuk menunjukan religiositas dan banyaknya penggunaan teknik peminjaman. Berdasarkan penelitian ini juga dibangun sebuah pengertian “Religiositas teks terjemahan”. Religiositas teks terjemahan adalah standar luar teks yang memperlihatkan tingkat keagamaan. Religiositas teks bisa dikenali dengan ciri-ciri pada 1. Penyebutan nama ALLAH daripada Tuhan, 2. Rumpun Bahasa yang digunakan, 3. Teknik yang digunakan dan 4. Frekuwensi istilah religi Islam yang muncul. Penerjemah dituntut dua hal yaitu pengetahuan dan kemampuan yang baik terkait tata Bahasa dan budaya. Selain dua hal tersebut yang penting juga harus dimiliki oleh penerjemah adalah kejujuran atau well- delivered. Ketiga, sensitifitas teks berdampak pada teknik yang muncul. Berdasarkan hasil sebaran teknik penerjemahan yang muncul bahwa penerjemahan istilah budaya religi Islam didominasi oleh padanan lazim dan peminjaman (peminjaman, peminjaman murni, peminjaman parsial, & peminjaman alamiah). Dampak dari sensitifitas teks tersebut maka teknik peminjaman menjadi alternatif teknik terbaik dibanding yang lain. Selain itu, sensitifitas teks berdampak pada dominasi pola istilah yang bernuansa Arab, ada pandangan bahwa teks yang istilahnya banyak bernuansa Arab maka ia semakin religius. Religiositas teks bisa dilihat dari sejauh mana penggunaan istilah yang bernuansa Arab. Berdasarkan hasil sebaran teknik yang ditemukan bahwa ternyata istilah religi Islam yang bernuansa Arab sudah lama dikenal oleh pembaca sasaran sehingga ini menjadi wajar, oleh karena itu padanan lazim menjadi pilihan utama. Penerjemah tidak direkomendasikan untuk menggunakan teknik delisi dan literal untuk menerjemahkan istilah religi Islam. Keempat, berdasarkan analisis komponensial, data sekunder dan FGD bersama para pakar dihasilkan dua teknik unggulan yang direkomendasikan yaitu padanan lazim dan peminjaman. Kelima, ada tiga model yang telah disusun untuk menerjemahkan istilah budaya religi Islam yaitu model pertama (strong religiosity), model kedua (low religiosity) dan model ketiga (medium religiosity). Adanya banyak kesamaan teknik dalam semua jenis istilah religi sehingga dua teknik yaitu padanan lazim dan peminjaman bisa menjadi transferebility ideologi penerjemahan istilah religi yang dipilih. Dua teknik pilihan utama tersebut dipilih karena bisa menguatkan religiositas teks.
Kata Kunci: Penerjemahan, Religiositas, Religi, Sensitif, Teknik, Model.