Penelitian ini dilakukan karena telah terjadi inkonsistensi hasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh linier antara kepemimpinan transformasional dan kinerja organisasional dengan hasil ada yang berpengaruh signifikan dan berpengaruh tidak signifikan. Penelitian ini bertujuan menguji dan menganalisis hubungan kurvilinier antara kepemimpinan transformasional dan kinerja organisasional dengan budaya organisasi sebagai pemoderasi. Selain menggunakan kurvilinier, penelitian ini juga menggunakan penggabungan dua teori yaitu teori determinasi diri   dan teori pertukaran sosial sebagai nilai kebaruan (novelty).
Jenis  penelitian  yang  digunakan  adalah  dengan  pendekatan  penelitian  survei. Teknik pengumpulan data menggunakan survei dengan menyebarkan kuesioner. Tempat penelitian pada Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah III Provinsi DKI Jakarta. Populasi sebanyak 333 Perguruan Tinggi Swasta. Teknik pengambilan sampel berdasarkan sampel acak bertingkat proporsional dengan jumlah sampel sebanyak 200. Analisis data menggunakan Regresi Polynomial Bertingkat
Hasil penelitian saat ini menunjukkan, bahwa: (1) hipotesis 1 terdukung. Artinya terdapat hubungan kurvilinier antara kepemimpinan transformasional dan kinerja organisasional, yang mana kinerja tertinggi ketika kepemimpinan transformasional berada pada tingkat terendah dan tertinggi, dan kinerja mencapai titik terendah ketika kepemimpinan transformasional berada pada tingkat moderat. (2) hipotesis 2 terdukung. Artinya terdapat hubungan kurvilinier antara kepemimpinan transformasional dan kinerja organisasional menjadi semakin kuat dengan adanya budaya organisasi yang tinggi, dan semakin lemah jika budaya organisasi rendah.
Implikasi penelitian bahwa: (1) terdapat  kekuatan relatif dari variabel kepemimpinan transformasional pada dimensi stimulasi intelektual, sedangkan kelemahan relatif  pada  dimensi  motivasi  inspirasional.  (2)  terdapat  kekuatan  relatif  dari  variable kinerja  organisasional  pada  dimensi  perspektif  proses  internal,  sedangkan  kelemahan relatif pada dimensi perspektif proses internal pula. (3) terdapat kekuatan relatif dari variable budaya organisasi pada dimensi perhatian pada hal-hal detail, sedangkan kelemahan relatif pada dimensi inovasi.

Kata Kunci : Kepemimpinan transformasional, budaya organisasi, kinerja organisasional.