Berangkat dari beberapa hal terkait permasalahan kesehatan lingkungan tersebut, fokus penelitian ini adalah mendalami bagaimana upaya mengatasi kesenjangan akses pelayanan antara pemerintah Kabupaten Karanganyar dengan warga masyarakat yang tidak mampu untuk membuat jamban secara mandiri melalui penerapan kebijakan pemerintah dan kinerja BAZNAS Kabupaten Karanganyar (BAZKAR), serta peran CSR dalam program jambanisasi masyarakat untuk memahami dan mendalami upaya dalam mengatasi kesenjangan pelayanan sarana kesehatan tersebut. Peneliti menggunakan teori dasar pemberdayaan dan kajian konsep efektivitas, serta menggunakan konsep pendekatan perubahan perilaku masyarakat dan beberapa teori yang mendukung pelaksananan program jambanisasi khususnya pada masyarakat yang masih berperilaku BABS. Melalui kajian tersebut diharapkan peneliti menemukan nilai dan model pemberdayaan dengan mengamati kinerja BAZKAR dan bentuk maupun cara inovasi kerja sama dalam pemberdayaan masyarakat melalui program jambanisasi.
Berdasarkan hasil penelusuran penelitian sejenis yang telah dilakukan terdahulu, maka perbedaan penelitian ini terletak pada ruang lingkup model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, melalui pelayananan/pengadaan jambanisasi dengan pendekatan kerja bareng secara terpadu, sedang orisinilitas, keaslian dan kebaharuan (novelty) dari penelitian ini yaitu: (1) obyek penelitian; pemberdayaan masyarakat dengan bantuan program jambanisasi (2) memaksimalkan potensi dana zakat dan dana CSR sebagai upaya pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. (3) model pemberdayaan masyarakat berbasis kinerja BAZKAR dilaksanakan melalui strategi kerja bareng dan ditemukan prinsip komitmen pimpinan sebagai kolaborasi program jambanisasi.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menganalisis kinerja BAZKAR dalam membantu pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan guna mendukung percepatan program bantuan jamban sehat menuju stop BABS di Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar dengan mengambil lokasi kantor BAZKAR dan instansi lain yang terkait. Sampel para narasumber diambil secara sengaja yang dianggap mampu dan mengetahui informasi melalui teknik wawancara, dengan trianggulasi kepada para Anggota Kelompok Kerja (POKJA) STBM, para Pimpinan BAZNAS, para Muzzakki dan para Mustahiq. Melalui pengamatan Focus Group Discusion (FGD) yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja, dan penelusuran beberapa dokumen yang terkait program jambanisasi di Kabupaten Karanganyar, variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
(1)    Efektivitas Kebijakan Pemerintah; (2) Kinerja BAZNAS; (3) Perilaku Mustahiq; (4) Implementasi Pemberdayaan dan (5) Model pemberdayaan dalam program jambanisasi masyarakat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa konsep efektivitas kebijakan pemerintah yang berproses melalui legitimasi rasional. Pemerintah mendapat dukungan CRS BANK JATENG sehingga mampu mendorong percepatan program jambanisasi di Kabupaten Karanganyar. Hal ini sejalan dengan teori Weber (1968: 215), bahwa otoritas pemerintah yang diterima (legitimasi) masyarakat berdasarkan legal rasional yaitu “pada kepercayaan terhadap legalitas aturan-aturan yang ditetapkan dan hak orang-orang yang diberi otoritas berdasarkan aturan-aturan untuk mengeluarkan perintah-perintah”. Dalam kajian ini secara ontologis ada suatu nilai yaitu keterlibatan masyarakat (mustahiq), disini masyarakat merasa dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dan mau menerima bantuan jambanisasi karena memang sangat dibutuhkan dan bermanfaat, maka masyarakat berharap program ini keberlanjutan, sedang perusahaan dalam hal ini BANK JATENG secara tidak langsung mendapatkan kepuasan kerja dari penyaluran dana CSR kepada masyarakat sesuai sasaran, sehingga merasa mendapat dukungan dalam operasional kegiatan perbankan secara berkelanjutan disekitar masyarakat,