Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaturan terhadap pelaku tindak pidana aborsi saat ini dalam perspektif keadilan dan perlindungan hak asasi manusia serta mengetahui pengaturan aborsi yang ideal dalam upaya memberikan keadilan dan perlindungan hak asasi manusia bagi pelaku tindak pidana aborsi korban perkosaan.  
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Penelitian ini menggunakan logika deduksi, yaitu analisis dengan memperhatikan konsep hukum sebagai norma-norma positif dalam sistem perundang-undangan nasional.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terhadap pelaku tindak pidana aborsi yang berlaku saat ini tidak mencerminkan rasa keadilan dan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia disebabkan karena yang semula tidak mengizinkan atau menutup potensi adanya aborsi dengan pergeseran peraturan, bahkan secara teknis memberikan arahan-arahan tentang cara pelaksanaan aborsi yang sejatinya terhadap nilai-nilai hak asasi manusia, hal demikian sangat melanggar hak hidup baik bagi janin yang dikandung maupun ibu. Pengaturan hukum terkait dengan formulasi mengenai aborsi sebaiknya kedepannya pada korban perkosaan hanya dapat dilakukan jika adanya trauma psikologis, menggolongkan trauma psikologis dan gangguan jiwa berat menjadi indikasi kedaruratan medis, memberikan tambahan batasan usia kehamilan yang dapat dilakukan aborsi bagi korban pekosaan, mencermati kembali dalam merumuskan “dugaan perkosaan” dan “perkosaan” demi penegakan keadilan dan kepentingan perlindungan hukum pada korban perkosaan, dan menetapkan hubungan seksual di luar kawin sebagai suatu tindak pidana yang dapat dikenakan sanksi bagi semua orang, termasuk anak di bawah umur.

Kata kunci: Aborsi, Hak Asasi Manusia, Kebijakan Hukum Aborsi