Latar belakang: Lupus eritematosus sistemik (LES) merupakan penyakit autoimun kompleks kronis dengan etiologi belum diketahui, merupakan penyulit pada kehamilan yang mengakibatkan komplikasi maternal dan fetal. Peningkatan ekspresi ICAM-1 menunjukkan adanya disfungsi endotel penyebab insufisiensi plasenta yang mengakibatkan komlikasi fetal. Terapi konvensional LES tidak mengatasi sempurna keadaan penyakit, dengan efek samping terapi imunosupresan yang signifikan diperlukan penelitian untuk mencari terapi LES yang lebih baik. Penggunaan sekretom sel punca mesenkimal (SPM) yang memiliki profil imunosupresi menjadi salah satu harapan terapi baru LES.

Subjek dan Metode: Jenis  penelitian ini adalah true ekperimental dengan single blind study, yang dilakukan bekerja sama dengan Laboratorium Prodia ProStem dan Laboratorium Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Sebanyak 14 mencit betina galur BALB/C sehat usia 6-8 minggu dengan berat badan 20-30 gram dibagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol mencit bunting model lupus induksi pristan tanpa pemberian sekretom dan kelompok terapi mencit bunting model lupus induksi pristan dengan pemberian sekretom SPM. Sampel plasenta mencit dilakukan analisis imunohistokimia untuk pemeriksaan ekspresi ICAM-1. Ekspresi ICAM-1 dinilai dengan immunoreactive score (IRS). Data kemudian dikumpulkan dan dianalisis menggunakan Independent T-Test.

Hasil: Rerata ekspresi ICAM-1 kelompok terapi secara signifikan lebih rendah (mean = 1.41; SD = 0,19) dibandingkan kelompok kontrol (mean = 4,12; SD = 0,24), dengan nilai p < 0>

Kesimpulan: Pemberian Sekretom sel punca mesenkimal berpengaruh terhadap menurunkan ekspresi Intercelular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1) pada plasenta mencit bunting model lupus induksi pristan.

Kata kunci: Sekretom sel punca mesenkimal, ICAM-1, plasenta, Lupus Eritematosus Sistemik.