Latar Belakang: Permasalahan status gizi (stunting) anak sering dikaitkan dengan berbagai macam faktor biopsikososial dan juga penyakit infeksi, salah satunya adalah Soil Transmitted Helminths (STH). Kecacingan pada anak memengaruhi pemasukan, pencernaan, penyerapan, serta metabolisme makanan yang berdampak pada berkurangnya pasokan nutrisi tubuh sehingga dapat merugikan bagi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan STH dan faktor biopsikososial dengan kejadian stunting pada anak usia 6-12 tahun di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Subjek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2020 di Kabupaten Pinrang. Sampel dipilih secara random sampling, sebanyak 200 subjek penelitian. Variabel dependen adalah stunting. Variabel independen adalah kecacingan, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, TB ibu, BBLR, panjang badan lahir, ASI eksklusif, MPASI dan strata topografi kelurahan. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan analisis regresi logistik ganda multilevel menggunakan STATA13.
Hasil: Kejadian stunting pada anak meningkat oleh kecacingan (b= 2.11; CI 95%= 1.11 sampai 3.10; p <0 xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed>Kesimpulan: Kejadian stunting dipengaruhi oleh status infeksi kecacingan, pendidikan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, TB ibu, BBLR, panjang badan lahir, ASI eksklusif dan MPASI pada anak usia 6-12 tahun di Pinrang, Sulawesi Selatan. Level kelurahan memiliki pengaruh terhadap kejadian stunting.
Kata Kunci: Stunting, Soil Transmitted Helminths, kecacingan, STH.