Penilaian dan Pemetaan Kualitas Tanah Pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan di Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Skripsi: (H0216020). Pemimbing Mujiyo dan Supriyadi. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret – Surakarta.

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan mengetahui Indeks Kualitas Tanah (IKT) pada beberapa tipe penggunaan lahan di Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Jenis tanah lokasi penelitian adalah tanah Mollisols. Mollisols adalah tanah subur dengan lapisan permukaan yang tebal, bersifat rapuh, memiliki warna gelap, dan kandungan bahan organik yang tinggi. Penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Paranggupito adalah penggunaan lahan sawah, kebun, dan tegalan. Secara geografis Kecamatan Paranggupito merupakan daerah pegunungan yang berbukit – bukit. Selain secara geografis yang merupakan daerah pegunungan, sistem penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Paranggupito merupakan sistem penggunaan lahan kering yang hanya memanfaatkan air hujan untuk budidaya tanaman, sehingga akan menyebabkan rendahnya hasil produksi pertanian. Penelitian mengenai indeks kualitas tanah diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah dan proses yang terjadi pada tanah tersebut. Kualitas tanah diukur berdasarkan hasil pengamatan antar indikator yang akan menghasilkan indeks kualitas tanah.

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Penelitian bersifat deskriptif eksploratif dengan metode survei. Survei dilakukan dengan menggunakan peta kerja hasil dari overlay peta dasar dengan menggunakan geografi informasi sistem dan aplikasi ArcView. Survei dilaksanakan berdasarkan 12 satuan peta lahan (SPL) dengan masing-masing SPL dibagi 3 ulangan berdasarkan jenis tanah, kemiringan lereng, curah hujan, dan penggunaan lahan. Pengamatan parameter meliputi sifat fisik, kimia dan biologi tanah, diantaranya; tekstur, berat volume, porositas, kadar air, c organik, pH, KTK, KB, p tersedia, k tersedia, n total, dan c biomassa mikroba. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis komponen utama (Principal Component Analysis atau PCA) menggunakan aplikasi statistik. Setelah dilakukan analisis PCA kemudian di dapat nilai komponen utama yang setiap nilai komponen utama terdapat indikator yang dipilih untuk dijadikan Minimum Data Set (MDS). Kemudian dilakukan perhitungan indeks kualitas tanah (IKT) pada setiap SPL. Analisis data selanjutnya adalah dilakukan uji regresi korelasi antara indikator dengan IKT yang bertujuan untuk mengetahui faktor pembatas yang digunakan untuk rekomendasi perbaikan kualitas.

Indeks kualitas tanah pada setiap penggunaan lahan berada pada kelas 3 atau sedang. Kualitas tanah pada penggunaan lahan kebun dan sawah memiliki nilai tertinggi jika dibandingkan dengan sistem penggunaan lahan tegalan. Indikator yang menjadi faktor pembatas adalah P tersedia. Peningkatan kualitas tanah dapat dilakukan dengan pemberian pupuk anorganik berupa pupuk fosfat dan pemberian fosfat alam diketahui dapat meningkatkan ketersediaan P tersedia yang ada di dalam tanah, serta penambahan bahan organik untuk meningkatkan ketersediaan P tersedia dan menjaga kestabilan KTK tanah yang nantinya akan mempengaruhi KB di dalam tanah.