Latar Belakang: Penyakit diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan bentuk tinja encer atau cair dengan frekuensi minimal tiga kali dalam sehari. World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2017, angka kematian balita karena diare mencapai 9?ri total kasus kematian balita di seluruh dunia. Berdasarkan profil kesehatan Kota Surakarta, total temuan kasus diare sebanyak 3.104 kasus dan 309 kasus diantaranya tercatat dalam laporan dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ngoresan.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah obsevasional analitik dengan rancangan penelitian case control. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ngoresan, Surakarta. Sampel pada penelitian ini adalah anak usia 10-59 bulan yang dibawa ke puskesmas yang memenuhi kriteria inklusi, sampel diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling di Puskesmas Ngoresan Surakarta pada bulan Oktober-November 2021. Pada penelitian ini membutuhkan total jumlah sampel 60 orang dengan rincian 30 orang untuk kelompok sampel dan 30 orang untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner penelitian dan wawancara terbimbing.

Hasil: Pada penelitian ini variabel pola pemberian ASI memiliki nilai P Value=0.045 yang mana p < 0 CI=95%) Value=0.052> 0.05 (CI=95%) sehingga menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara pola pemberian ASI terhadap penyakit diare.
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara diare dengan pola pemberian ASI pada balita dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara diare dengan status imunisasi MR pada balita.