Pendahuluan: Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan kondisi menurunnya fungsi ginjal dengan LFG < 60>

Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain case control. Subjek penelitian ini adalah pasien PGK stadium akhir dengan hemodialisis di RSUD dr. Moewardi pada tahun 2017-2021 dengan jumlah 150 sampel. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan aplikasi software statistik SPSS 22 dengan uji chi-square sebagai analisis bivariat.

Hasil: Analisis univariat menunjukkan bahwa usia 51-60 tahun menjadi kelompok terbanyak yang mengalami kejadian PGK yaitu sebesar 64 orang (42,67%). Perempuan lebih banyak mengalami kejadian PGK dibanding laki-laki. Komorbid terbanyak yang muncul pada kelompok kasus (meninggal) adalah ISK (Infeksi Saluran Kemih) dengan jumlah 40 orang (53,33%) kemudian disusul hipertensi sebanyak 31 orang (41,33%), diabetes melitus sebanyak 24 orang (32%), gagal jantung sebanyak 16 orang (21,33%), dan stroke sebanyak 16 orang (21,33%). Analisis bivariat menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komorbid hipertensi (P = 0,038; OR = 2,077), diabetes melitus (P = 0,037; OR = 2.244), gagal jantung (P = 0,041; OR = 2,634), stroke (P = 0,021; OR = 3,119), dan infeksi saluran kemih (P = 0,049; OR = 1,918) terhadap mortalitas pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik menunjukkan tidak ada faktor yang paling berpengaruh terhadap mortalitas pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis.

Kesimpulan: Faktor risiko hipertensi, diabetes melitus, gagal jantung, stroke, dan infeksi saluran kemih memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat mortalitas pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Faktor lain yang berpengaruh terhadap mortalitas pasien PGK dengan hemodialisis adalah usia yang lebih tua dan jenis kelamin perempuan.