Penelitian ini dilakukan karena fenomena generasi muda yang mengalami degradasi kebudayaan, akibat masuknya budaya luar ke Indonesia yang dibawa oleh arus globlaisasi. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran kegiatan Kreasso (Kreatif Anak Sekolah Solo) sebagai upaya dalam memepertahankan kesenian tradisional di era globalisasi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian dengan pendekatan deskriftif kualitatif berusaha mengungkapkan kejadian atau fakta dengan cara menggambarakan fenomena yang terjadi di suatu masyarakat. Ada 2 jenis sumber data dalam penelitian ini, yaitu (1) data primer dan (2) data sekunder. Dalam pengambilan informan, teknik yang dilakukan adalah teknik purposive sampling. Informan tersebut meliputi Dinas Pendidikan Kota Surakarta, panitia Kreasso, guru, dan pelajar di Kota Solo. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data menggunakan analisis Miles dan Huberman yang terdiri dari 3 tahapan: (1) Reduksi Data (Data Reduction), (2) Penyajian Data (Data Display), dan (3) Kesimpulan (Conclusion Drawing/verification).
Penelitian    ini    menggunakan    teori    struktural-fungsionalisme    yang dikemukakan oleh Alfred Reginald Radcliffe Brown. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terselenggaranya kegiatan Kreasso merupakan sebuah wadah pengekspresian ajang aktivitas dan kreativitas para pelajar di Kota Solo, dengan salah satu rangkaian acara berupa performing arts yang sebagaimana dilakukan oleh beberapa pelaku kegiatan yang terstruktur dan memiliki cara kerja masing- masing seperti Dinas Pendidikan Kota Surakarta sebagai penanggung jawab terselenggaranya kegiatan Kreasso, tugasnya adalah memfasilitasi, memberikan arahan, dan pembiayaan atas kebutuhan kegiatan Kreasso; panitia Kreasso secara umum terdiri dari beberapa divisi dengan peran atau fungsi yang telah ditetapkan sesuai dengan bidangnya, salah satunya adalah divisi properti perannya adalah dekorator Kreasso, terdapat 3 bagian tahapan tugas yang harus dilakukan oleh divisi properti. Tugas tersebut meliputi tugas sebelum hari H, hari H, dan sesudah hari H; sekolah/guru berperan sebagai pendampingan para peserta didiknya; pelajar berperan sebagai partisipan dengan tugas yang berbeda-beda tergantung dari kebijakan dan wewenang masing-masing sekolah. Dalam penelitian ini terdapat beberapa bagian seperti panitia, penampil, jaga stand, penonton, dan lain sebagainya. Masing-masing dari mereka menemukan cara kerjanya sesuai dengan fungsi atau peran yang dijalankan atas dasar posisi dan kedudukan yang berhubungan dan saling bekerja sama satu sama lain. Radcllife-Brown mengungkapkan bahwa masyarakat diibaratkan sebagai sebuah organisme tubuh manusia, dan kehidupan sosial adalah seperti kehidupan organisme tubuh manusia yang terdiri dari sekumpulan sel dan cairan yang membentuk suatu jaringan. Seperti halnya kegiatan Kreasso, Kreasso diibaratkan organisme tubuh manusia dengan sekumpulan sel dan cairan diibaratkan Dinas Pendidikan Kota Surakarta, panitia Kreasso, sekolah/guru, dan pelajar. Masing-masing dari mereka akan menjalankan peran atau fungsinya sesuai dengan pola yang telah ditetapkan dan saling bekerja sama untuk menjaga keutuhan struktur organisasi.

Kata Kunci: Kegiatan Kreasso, Peran, Struktur Sosial