Menurut Jamal Al Banna relasi antara agama dan negara terbagi menjadi  tiga hubungan penting. Hubungan yang pertama adalah saling berkaitan dan tidak terpisahkan anatara agama dan negara dalam penyelenggaraan negara juga diatur oleh agama. Kemudian hubungan yang kedua adalah terpisah sama sekali, tidak ada hubungan antara agama dengan negara, semuanya berjalan sendiri – sendiri. Kemudian hubungan yang ketiga adalah hubungan simbiotik yang dirasa paling ideal, dimana agama dan negara saling berhubungan dan menguntungkan demi mewujudkan kenyamanan dan terciptanya cita – cita bersama.
Peran pemikiran dari Jamal Al Banna tentang agama dan negara ini setidaknya berperan dalam tiga sektor penting, yakni yang pertama dalam bidang politik menawarkan sebuah konsep, ide, dan gagasan baru bagi muslim tentang cara pandang politik kenegaraan dengan mengedepankan toleransi dan konsep pluralitas namun diselaraskan dalam paradigma tauhid. Kemudian yang kedua dalam bidang pendidikan dan kelimuan adalah berbagai hasil karya tulisan serta buku – buku yang diarsip rapi oleh Jamal Al Banna beserta adiknya sebagai sumber rujukan dan kekayaan keilmuan untuk generasi yang akan datang dalam mempelajari konsep – konsep keagamaan ataupun kenegaraan khususnya. Peran pemikiran yang ketiga dalam bidang keagamaan, Jamal Al Banna dianggap sebagai salah satu tokoh pembaharu islam pada masa kepenulisannya. Gagasan pluralisme berparadigma tauhid yang dikemukakan bisa dimaknai sebagai ijtihad Jamal Al Banna untuk mentransformasikan sakralitas nilai-nilai ilahiah (tauhid) yang bersifat abstrak ke dalam level sosial-empirik yang diharapkan ajaran Islam yang fundamental ini relevan untuk menjawab tantangan zaman.

Kata Kunci : Jamal Al Banna, Pemikiran, Agama, Negara