Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas anthelmintik tanaman ketapang dengan spesies yang berbeda terhadap cacing Haemonchus contortus pada saluran pencernaan domba secara in vitro. Tanaman ketapang yang digunakan yaitu ketapang (Terminalia catappa), ketapang kencana (Terminalia mantally) dan ketapang biola (Ficus lyrata) pada bagian daun dan bijinya. Desain penelitian yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 3 ulangan. Faktor 1  yaitu jenis infusa tanaman yang meliputi P1 : infusa daun ketapang, P2 : infusa daun ketapang kencana, P3 : infusa daun ketapang biola, P4 : infusa biji ketapang, P5 : infusa biji ketapang kencana, P6 : infusa biji ketapang biola. Faktor 2 yaitu dosis yang digunakan sebesar 0% (NaCl), 4%, 8%. Albendazole digunakan sebagai kontrol positif. Kematian cacing Haemonchus contortus digunakan untuk mengetahui aktivitas anthelmintik infusa tanaman ketapang. Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa konsentrasi atau dosis infusa berpengaruh sangat nyata (P<0>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tanaman ketapang memiliki potensi yang sama sebagai antiparasit (anthelmintik). Semakin tinggi konsentrasi infusa yang digunakan, mortalitas cacing juga meningkat. Percobaan in vitro pada cacing Haemonchus contortus menunjukkan bahwa konsentrasi infusa terbaik yaitu pada 8% yang menghasilkan nilai mortalitas cacing Haemonchus contortus paling tinggi. Tidak terdapat interaksi antara spesies tanaman ketapang dengan konsentrasi infusa.

Kata kunci : Haemonchus contortus, Tanaman Ketapang, Tanin, Mortalitas.