Penulis Utama : Masruroh
NIM / NIP : T641708004
×

Di dunia diperkirakan tahun 2030 mencapai 15,1  juta perempuan yang akan menikah pada usia di bawah 18 tahun. Kejadian pernikahan dini di Indonesia pada tahun 2018 di perkirakan mencapai 1.220.900. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati urutan kelima dari 10 Provinsi terendah di Indonesia dalam kejadian pernikahan dini. Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kota Yogyakarta dengan angka pernikahan dini mencapai 11,29%. Angka tersebut paling tinggi jika dibandingkan dengan empat kabupaten lainnya. Dampak buruk pernikahan dini, tidak hanya pada kesehatan fisik, namun berdampak juga pada kesehatan psikologis dan sosial. Penyebab pernikahan dini antara lain karena kurang pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, alasan ekonomi dan faktor budaya. Kasus pernikahan dini ini terjadi pada remaja usia tengah dan sedang menempuh pembelajaran di sekolah menengah pertama. Masa perkembangan membuat para  remaja cenderung untuk mencoba hal-hal baru dan belum mampu mengendalikan emosi. Pencegahan pernikahan dini merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dapat menjadi modal yang baik untuk melakukan pencegahan pernikahan dini.
Tujuan penelitian ini, meliputi :  (1) menganalisis dan membuktikan kondisi remaja putri yang mengalami pernikahan dini di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, (2) menganalisis dan membuktikan proses terjadinya pernikahan dini di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, (3) menganalisis dan membuktikan proses pemberdayaan siswa menengah pertama dalam upaya pencegahan pernikahan dini primer di Kabupaten Gunungkidul, (4) menganalisis dan membuktikan peran Stakeholder di masyarakat meliputi tokoh agama, tokoh masyarakat, keluarga dan teman, dalam pencegahan pernikahan dini primer di Kabupaten Gunungkidul, (5) menganalisis dan membuktikan peran Stakeholder pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul (dinas pendidikan, pemuda dan olah raga, dinas kesehatan, kementerian agama) dalam pencegahan pernikahan dini primer di Kabupaten Gunungkidul,  (6) menganalisis dan membuktikan peran Stakeholder pemerintah dan Stakeholder di masyarakat pada bonding, bridging serta linking dalam upaya pencegahan pernikahan dini primer di Kabupaten Gunungkidul, (7) menganalisis dan membuktikan kemitraan dari dinas pendidikan, pemuda dan olah raga, dinas kesehatan, kementerian agama dalam pencegahan pernikahan dini primer di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, (8) menganalisis dan membuktikan self management remaja putri untuk pencegahan pernikahan dini primer di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, (9) merumuskan model pemberdayaan remaja putri dalam upaya promosi kesehatan pencegahan pernikahan dini primer berbasis modal sosial
 
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ponjong dan Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. Kedua Kecamatan tersebut merupakan Kecamatan dengan rata-rata tertinggi angka pernikahan dini. Jenis penelitian Kualitatif dengan strategi studi kasus deskriptif. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, focus group discussion (FGD), dan dokumentasi. Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive dan snowball sampling. Informan kunci sebanyak 45 orang, informan utama 19 orang dan 35 orang sebagai informan pendukung. Jumlah total informan adalah 99 orang. Triangulasi menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.  Analisis data dengan analisis interaktif Miles Huberman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) karakteristik remaja putri yang mengalami pernikahan dini : tinggal bersama keluarga, status ekonomi menengah ke bawah, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi kurang, sehingga menyebabkan kehamilan tidak diinginkan. Motivasi para remaja yang mengalami pernikahan dini mempunyai pacar karena merasa diperhatikan, terpenuhi uang jajan, dan rasa cinta yang mendalam, (2) proses terjadinya pernikahan dini di mayoritas karena kehamilan yang tidak diinginkan, sebagai penyebab KTD pada remaja putri adalah peran teman, bonding orang tua dan perang keluarga kurang optimal, (3) peran sekolah dalam upaya pencegahan pernikahan dini primer melalui peer counselor tetapi pelaksanaan peer counselor kurang optimal, meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi melalui guru mata pelajaran IPA dan guru BK serta kerjasama lintas sektoral,  melibatkan wali murid / orang tua untuk memecahkan masalah siswa dengan melakukan home visit, kemudian dengan padatnya proses pembelajaran dan kegiatan ekrakurikuler wajib maupun pilihan,  (4) peran Stakeholder di masyarakat dimulai dari peran orang tua dan teman. Hasil penelitian menemukan bahwa peran orang tua dan teman kurang optimal, karena bonding orang tua dengan para remaja putri yang mengalami pernikahan dini kurang. Kedekatan para pelaku pernikahan dini dengan teman sebaya juga kurang. Peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam pencegahan pernikahan dini dengan memberikan himbauan, edukasi dan pembinaan untuk melakukan pendewasaan usia perkawinan, (5) peran Stakeholder pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul dalam upaya pencegahan pernikahan dini dengan melakukan sosialisasi peraturan bupati Kabupaten Gunungkidul tentang pencegahan pernikahan dini, memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi, memberikan advocacy pada remaja dengan kasus KTD dan menerbitkan kebijakan terkait pernikahan dini, (6) peran Stakeholder pemerintah dan Stakeholder di masyarakat pada social capital untuk mencegah pernikahan dini primer di Kabupaten Gunungkidul: bonding antara remaja dengan orang tua kurang optimal, peran teman sebaya sebagai bridging kurang optimal, bentuk peran Stakeholder sebagai linking dalam pencegahan pernikahan dini antara lain memberikan edukasi melalui organisasi remaja dan bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memberikan advocacy serta diterbitkannya kebijakan terkait pernikahan dini, dari ketiga bentuk modal sosial tersebut yang paling dominan adalah bonding,  (7) kemitraan yang dilakukan oleh dinas pendidikan pemuda dan olahraga, dinas kesehatan serta kementerian agama dengan melakukan penyuluhan secara bersama-sama, kegiatan-kegiatan yang lain masih  
terkotak dalam program masing-masing, (8) self management remaja putri yang masih aktif sekolah mempunyai pengelolaan diri yang cukup baik, dan memiliki perspektif diri yang positif, (9) rumusan model pemberdayaan remaja putri sebagai upaya promosi kesehatan untuk mencegah pernikahan dini primer merupakan model hasil kolaborasi antara: aspek teoritis dan aspek temuan. Aspek teoritis dapat dilihat bahwa modal sosial dalam bentuk bonding, bridging dan linking merupakan suatu kekuatan untuk mencegah terjadinya pernikahan dini primer. Aspek temuan sesuai dengan theory of reasoned action bahwa sangat diperlukan subjective norms  dalam pencegahan pernikahan dini sebagai bagian dari bentuk linking untuk mewujudkan peningkatan pendewasaan usia perkawinan pada seluruh lapisan masyarakat atas dukungan pemerintah. Kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan membangun jejaring yang lebih luas dalam upaya promosi kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat berupa posyandu remaja, BKR dan PIK R.  
Kesimpulan: rumusan model pemberdayaan remaja putri dalam upaya promosi kesehatan pencegahan pernikahan dini primer berbasis modal sosial, dilakukan dengan mengoptimalkan peran orang tua, keluarga, teman dan guru di sekolah. Pencegahan pernikahan dini primer dapat dilakukan dengan kesadaran masyarakat untuk melakukan pendewasaan usia pernikahan. Keberhasilan pendewasaan usia pernikahan dapat dilakukan dengan manajemen diri yang baik dari para remaja putri serta dukungan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat.

 

×
Penulis Utama : Masruroh
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : T641708004
Tahun : 2021
Judul : Model Pemberdayaan Remaja Putri Dalam Upaya Pencegahan Pernikahan Dini Primer Berbasis Modal Sosial
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2021
Program Studi : S-3 Penyuluhan Pembangunan (Promosi Kesehatan)
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana-T641708004
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Soetrisno, dr., Sp.OG (K).
2. Prof. Dr. Mahendra Wijaya, MS
Penguji : 1. Dr. Sri Mulyani, S.Kep, Ns.,M.Kes
2. Prof. Moch. Hakimi, dr., Sp.OG (K)., Ph.D
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.