Latar Belakang: Indonesia salah satu negara yang mempunyai kasus Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) terbesar di dunia. Obat DMT2 yang digunakan saat ini metformin dan acarbose tetapi obat tersebut sering menimbulkan efek samping diare, mual dan tidak nafsu makan. Ekstrak kecambah beras hitam (EKBH) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai terapi DMT2 karena mengandung fitokimia tinggi dan bersifat antioksidan. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh dosis pemberian EKBH terhadap kadar glukosa darah puasa (GDP), insulin, Homa-IR dan Homa-? pada tikus DMT2.

Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorik dengan pre-and post-test control group design. Sampel tikus wistar jantan 36 ekor dibagi secara acak menjadi 6 kelompok: kontrol normal, kontrol negatif (KN), kontrol positif (KP), perlakuan (P)1 (EKBH 107 mg/200 gBB), P2 (EKBH 212 mg/200 gBB), dan P3 (EKBH 428 mg/200

gBB). Intervensi dilakukan selama 14 hari. Pemeriksaan GDP menggunakan Glucose Oxidase–Peroxidase Aminoantipyrine, insulin dengan ELISA-kit, Homa-IR dan Homa-? dengan rumus estimasi. Seluruh data dianalisis menggunakan paired t-test, one way ANOVA dan post hoc.

Hasil: Pemberian EKBH pada P1, P2, dan P3 secara signifikan menurunkan GDP (p=0,001; 0,001; 0,001), meningkatkan insulin (p=0,014; 0,003; 0,001), menurunkan

HOMA-IR (p=0,001; 0,001; 0,001), dan meningkatkan HOMA-? (p=0,001; 0,001;

0,001) dibandingkan KN. Kadar GDP (p=0,001 dan 0,003), insulin (p=0,003; 0,002), HOMA-IR (p=0,001; 0,01), dan HOMA-? (p=0,001; 0,002) kelompok P1 dan P2

signifikan dibandingkan kelompok KP. Kelompok P3 memiliki GDP (p=0,409), insulin (p= 0,160) dan HOMA-IR (p =1,00) tidak berbeda dengan kelompok KP. Kesimpulan: Pemberian EKBH 107, 214, dan 428 mg/200 gBB selama 14 hari dapat menurunkan            kadar    GDP,    meningkatkan   insulin, menurunkan     Homa-IR          dan meningkatkan Homa-? pada tikus DMT2. Pemberian EKBH 428 mg/200gBB dan acarbose tidak berbeda dalam menurunkan kadar GDP, meningkatkan insulin dan menurunkan Homa-IR. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui mekanisme EKBH dan mengembangkannya sebagai obat alternatif diabetes melitus