Latar Belakang: Penggunaan laringoskop dan intubasi endotrakeal dapat meningkatkan respon hemodinamik yang dapat menimbulkan masalah bagi pasien. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan lidokain dan gabapentin dapat menurunkan respon hemodinamik paska intubasi.
Tujuan: Menganalisa adanya perbedaan efektifitas antara pemberian gabapentin 600 mg per oral dengan lidokain 1,5 mg/KgBB terhadap respon hemodinamik paska intubasi endotrakeal. Metode: Penelitian ini merupakan single blind randomized control trial. Penelitian dilakukan di bangsal perawatan dan Instalansi Bedah Sentral RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dilakukan randomisasi dan dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok 1 menggunakan gabapentin 600 mg 2 jam peoral sebelum intubasi. Kelompok 2 diberikan lidokain 1.5mg/KgBB iv 90 detik sebelum intubasi. Respon hemodinamik berupa tekanan darah dan laju jantung diukur sebelum dilakukan induksi, sesudah intubasi, dan 1, 3, 5, 10 menit setelah intubasi. Dibandingkan dengan menggunakan uji beda independent-t test dan uji non-parametrik Mann-Whitney.
Hasil: Hasil uji beda didapatkan perbedaan rerata yang bermakna secara statistik pada variabel laju jantung menit ke-1 (p = 0,032), tekanan darah sistol pada menit ke-1 (p = 0,045), serta darah diastol (p = 0,004) pada menit ke-1. Selain itu, nilai rerata lidokain selalu lebih rendah dibandingkan gabapentin.
Kesimpulan: Lidokain 1.5 mg/kgBB intravena lebih efektif dalam menurunkan respon hemodinamik paska intubasi endotrakeal dibandingkan dengan gabapentin 600 mg peroral.

Kata Kunci: lidokain, gabapentin, respon hemodinamik, intubasi endotrakeal.