Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai pengganti kendaraan berbahan bakar fosil. Untuk mendukung program tersebut, teknologi baterai swap sedang dipertimbangkan sebagai sebuah inovasi untuk alternatif pilihan pengisian bahan bakar. Teknologi ini perlu didukung dengan standardisasi untuk memudahkan komersialisasi dan mengurangi berbagai jenis risiko. Saat ini telah tersedia beberapa SNI yang terkait dengan uji baterai swap. Untuk mempercepat penerapan standar baterai swap, diperlukan penilaian pada para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan model untuk mengukur kesiapan pemangku kepentingan baterai dalam menerapkan standar dan menilai manfaat ekonomi dari penerapan standar. Kesiapan pemangku kepentingan diukur dengan mempertimbangkan kesiapan komponen teknologi technoware, humanware, inforware, dan orgaware. Sedangkan penilaian manfaat ekonomi dari penerapan standar diukur dengan mempertimbangkan konsep metodologi ISO dalam mengidentifikasi dampak penerapan standar. Model pengukuran kesiapan dan penilaian manfaat ekonomi diimplementasikan melalui studi kasus pada stakeholder yang terlibat dalam penerapan SNI, yaitu regulator standar, lembaga penilaian kesesuaian, industri baterai, dan peneliti bidang baterai kendaraan listrik. Dari pengukuran tingkat kesiapan, diketahui bahwa kesiapan technoware paling rendah dibandingkan ketiga komponen yang lain. Koefisien kontribusi teknologi (TCC) menunjukkan hasil sebesar 0,54 yang berarti bahwa stakeholder di Indonesia sudah siap atau mampu untuk menerapkan SNI sistem baterai swap. Kemudian dari penilaian manfaat ekonomi, diperoleh 5 dampak standar terhadap industri baterai yang paling signifikan. Nilai manfaat ekonomi atau EBIT adalah sebesar 60?ri agregasi penjualan dan biaya-biaya yang terlibat dalam produksi baterai. Formulasi benefit cost ratio telah disusun dan diperoleh estimasi total biaya sebesar Rp 12.263.462.000 dan estimasi total nilai manfaat ekonomi (EBIT) sebesar Rp 35.488.764.960. Hasil perhitungan B/C ratio menunjukkan nilai 7,90; yang berarti bahwa penerapan SNI sistem baterai swap layak untuk dilaksanakan.