Penulis Utama : Evan Ernandi
NIM / NIP : S961608003
×

ABSTRAK

 

Evan Ernandi, S961608003, 2022. Efek Pemberian Ekstrak Etanol Propolis (EEP) terhadap Kadar IL-6, Caspase-1, MDA dan Kerusakan Jaringan Paru pada Tikus Model Antraks InhalasiTesis. Pembimbing I: Dr. Dhani Redhono Harioputro, dr., Sp.PD-KPTI, FINASIM. Pembimbing II: Paulus Kusnanto, dr., Sp.PD-KGEH., FINASIM. Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

 

Latar Belakang: Antraks inhalasi adalah infeksi zoonosis yang disebabkan karena inhalasi spora Bacillus anthracis. Infeksi ini akan menginduksi respons inflamasi dan stress oksidatif yang dapat dilihat dari adanya peningkatan kadar Interleukin-6 (IL-6), Caspase-1 dan malondialdehid (MDA) dalam serum. Apabila inflamasi dan stress oksidatif terus berkelanjutan, maka jaringan paru akan mengalami kerusakan. Ekstrak Etanol Propolis (EEP) telah diketahui memiliki manfaat anti-inflamasi dan antioksidan. Sehingga EEP mungkin memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi terapi tambahan untuk antraks inhalasi.

Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian EEP terhadap kadar IL-6, Caspase-1, MDA dan kerusakan jaringan paru pada tikus model antraks inhalasi. 

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain post-test only control group yang dilakukan pada bulan Oktober-November 2020 menggunakan 40 sampel tikus putih jantan (Rattus norvegicus) di Laboratorium Bioteknologi Pusat Antar Universitas (PAU) UGM dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNS. Sampel dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kontrol negatif (K1), kontrol positif (K2), EEP (P1), EEP + antibiotik (P2), serta antibiotik (P3). Marker dalam serum dan preparat histopatologi diperiksa 14 hari setelah diberikan perlakuan sesuai kelompok. Data yang terkumpul kemudian diuji dengan uji F ANOVA dilanjutkan dengan uji LSD post-hoc.

Hasil: Semua kelompok yang diberikan terapi secara signifikan menunjukkan kadar IL-6, Caspase-1 dan MDA lebih rendah jika dibandingkan kontrol positif (p<0>Caspase-1 (3,0813 ± 0,03091 ng/ml) dan MDA (3,2287 ± 0,22293 nmol/ml). Hasil pemeriksaan histopatologis pewarnaan IHC juga menunjukkan kelompok P3 memiliki ekspresi MDA dengan persentase paling rendah diantara kelompok sakit. Sedangkan pada pengecatan HE, hanya P1 dan P3 yang dapat mengurangi tingkat kerusakan jaringan paru.

Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian EEP terhadap penurunan kadar IL-6, Caspase-1 dan MDA pada tikus model antraks inhalasi. 

Kata Kunci: antraks, propolisIL-6, Caspase-1, MDA, kerusakan jaringan paru