×
Awal tahun 2020 Indonesia dikejutkan dengan munculnya wabah virus jenis baru (SARS-CoV-2) penyakitnya yang disebut Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan menyebabkan pandemi hingga saat ini belum kunjung usai. Seiring berjalannya waktu Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan baru untuk dapat berdamai dan hidup berdampingan dengan virus corona, dan disebut dengan era new normal. Dalam rangka menurunkan kasus tersebut terdapat sejumlah penelitian dari beberapa negara hingga terciptalah vaksin. Upaya terbaru yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menurunkan kasus COVID-19 adalah dengan memberikan vaksin kepada masyarakat secara gratis. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk menciptakan kekebalan tubuh terhadap virus SARS-CoV-2 dengan membentuk sistem kekebalan tubuh, sehingga akan tercipta kekebalan kelompok (herd immunity). Tetapi tidak semua kalangan usia mendapatkan vaksin. Terutama anak-anak yang dibawah usia 12 tahun. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat pandemi COVID-19 sangat menguji ketahanan keluarga terutama bagi keluarga yang memiliki anak dibawah umur 12 tahun yang belum tersedianya vaksin.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana model komunikasi persuasif keluarga antara orang tua terhadap anak dalam membangun pesan kesadaran kesehatan di era new normal. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kualitatif dengan sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara, sementara data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik permasalahan penelitian. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan dengan teknik pengambilan sampel yakni purposive sampling. Dengan kriteria; orang tua yang memiliki anak dibawah usia 12 tahun; anak yang belum mendapatkan vaksin; anak yang sudah menjalankan sekolah pertemuan tatap muka; bertempat tinggal di lingkungaan padat penduduk. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui proses komunikasi persuasif yang mengandung unsur Attention, Comprehension, Learning, Acceptance, dan Retention membentuk model komunikasi persuasif sederhana. Yang dimulai dengan tahap pemahaman pesan, encoding, decoding, dan terakhir tahap evaluasi. Proses komunikasi persuasif keluarga antara orang tua dan anak dalam membangun pesan kesadaran kesehatan di penelitian ini terjadi komunikasi dua arah karena adanya timbal balik ketika anak mengirimkan respons adanya perubahan sikap dan perilaku. Dan menimbulkan karakter pada anak yaitu moral knowing, moral feeling, moral learning/behavior. Hal tersebut dapat dikatakan efektif dalam membangun kesadaran kesehatan terhadap anak di era new normal di lingkungan padat penduduk.