Abstrak |
: |
ABSTRAK Naomi Ardhiarisa. D0215075. Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, UNS, Representasi Kecantikan Perempuan Dan Isu Beauty Privilege Dalam Film (Analisis Semiotika Roland Barthes Tentang Film Imperfect Karya Ernest Prakasa). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di lingkungan bahwa standar kecantikan salah satunya disebabkan karena adanya anggapan bahwa perempuan cantik adalah perempuan yang sempurna. Beberapa pihak mengatakan bahwa kecantikan itu relatif bagi setiap orang, tetapi nyatanya secara sadar atau tidak, ada banyak pihak yang mencoba menciptakan definisi cantik. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa seseorang yang berpenampilan menarik cenderung lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang lebih besar. Berangkat dari latar belakang tersebut penulis ingin mengetahui Bagaimana representasi kecantikan perempuan dan isu beauty privilege dalam film Imperfect Karya Ernest Prakasa menurut semiotika Roland Barthes. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan penelitian menggunakan semiotika. Data dalam penelitian ini adalah film Imperfect Karya Ernest Prakasa. Adapun teknik pengumpulan data yaitu: dengan studi dokumentasi. Dengan menggunakan teori dari Geoffrey Leech (1981) yang mengklasifikasikan makna menjadi tujuh macam makna. Peneliti ingin melihat makna representasi apa saja yang terdapat dalam Imperfect Karya Ernest Prakasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak scene yang menggambarkan kecantikan perempuan dan isu beauty privilege. Adegan-adegan tersebut memuat seluruh komponen utama dalam syarat perempuan yang cantik menurut masyarakat sekitar. Adegan tersebut didukung dengan kode-kode yang ditampilkan oleh tokoh, seperti kode ekspresi, kode bahasa tubuh, kode pengambilan gambar, dan kode setting. Makna denotatif menggambarkan bahwa kecantikan tidak bisa diukur secara fisik. Definisi cantik yang diinterpretasikan dalam film ini yaitu bagaimana individu berpikir tentang cantik itu sendiri. Kamudian, isu beauty privilege dalam film ini diinterpretasikan sebagai perlakuan istimewa khususnya bagi perempuan yang berparas cantik. Keindahan fisik perempuan dalam suatu pekerjaan akan mendapatkan perlakuan khusus dari atasan. Sedangkan makna konotasi digambarkan bahwa kecantikan diukur dari badan yang langsing, kulit putih, rambut lurus, dan penampilan yang menarik. Film imperfect ini mengajarkan untuk memahami tentang ketidaksempurnaan. Semua orang pasti memiliki kekurangan akan tetapi dibalik kekurangan tersebut pasti kita memiliki sebuah kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Mitos yang beredar di masyarakat bahwa perempuan harus cantik untuk menunjang karir dan jabatan dalam pekerjaannya. Perempuan yang memiliki paras cantik memiliki hak istimewa di mata rekan atau bos perusahaan dibanding dengan perempuan yang apa adanya. Kata Kunci: reprentasi, kecantikan, beauty privilege, Semiotika Roland Barthes, film |