Perspektif manusia yang menganggap dirinya sebagai penguasa alam semesta dapat menimbulkan terjadinya disharmoni manusia dengan lingkungan. Sebab, melalui perspektif ini manusia tidak memandang dirinya sebagai bagian dari alam melainkan hanya sebagai pemanfaat sumber daya alam, sehingga mendorong lahirnya sikap atau tindakan yang eksploitatif dan tidak mempedulikan keseimbangan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) bentuk-bentuk disharmoni manusia dengan lingkungan dalam novel-novel karya Eka Kurniawan; (2) faktor-faktor penyebab terjadinya disharmoni manusia dengan lingkungan dalam novel-novel karya Eka Kurniawan; dan (3) pemanfaatan fenomena disharmoni manusia dengan lingkungan dalam novel-novel karya Eka Kurniawan sebagai bahan pendidikan kesadaran ekologis pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan strategi ekokritik sastra. Data penelitian ini mencakup kata, frasa, klausa, dan kalimat yang berisi dialog, ungkapan, narasi, dan deskripsi yang mempresentasikan bentuk-bentuk disharmoni manusia dengan lingkungan dalam novel berjudul O dan novel Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan. Adapun sumber data penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini ialah novel berjudul O dan novel Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan, serta wawancara dengan guru bahasa Indonesia dan peserta didik kelas XII (SMA Negeri 1 Patikraja dan SMA Muhammadiyah 1 Sokaraja). Sumber data sekunder diperoleh dari jurnal, buku-buku, prosiding, dan laporan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik studi dokumen dan wawancara. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teori dan triangulasi sumber. Analisis data dilakukan secara interaktif, yaitu meliputi proses:  reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. 

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut, (1) bentuk-bentuk fenomena disharmoni manusia dengan lingkungan hidup: (a) eksploitasi binatang, yaitu eksploitasi terhadap monyet, anjing, burung kakaktua, ular sanca, babi hutan, anjing hutan; (b) eksploitasi hutan, pembabatan hutan di Sumatera, pembabatan hutan untuk pembangunan jalan tol, pembabatan hutan untuk pemukiman dan pertanian; (c) pemukiman padat, adanya pemukiman di bantaran sungai dan fenomena rumah-rumah berjejalan; (d) penyalahgunaan fungsi lahan, adanya penyalahgunaan lahan bantaran sungai menjadi pemukiman, penyalahgunaan lahan kosong sebagai tempat pembuangan sampah secara liar, dan penyalahgunaan lahan stasiun tua sebagi tempat memperadukan binatang; (e) polutan, terdiri dari asap pabrik, asap kendaraan bermotor, sampah, dan polutan suara. (2) faktor-faktor penyebab disharmoni manusia dengan lingkungan, yaitu meliputi: (a) kemisikinan; (b) ketidaktahuan; (c) gaya hidup; (d) fundamental filosofis; (e) pertumbuhan penduduk; (f) teknologi; (g) lemahnya komitmen bersama; (h) lemahnya penegakan hukum; dan (i) buruknya tata kelola pemerintah. Sementara itu, (3) pemanfaatan fenomena disharmoni manusia dengan lingkungan dalam novel-novel karya Eka Kurniawan sebagai bahan pendidikan kesadaran ekologis pada pembelajaran bahasa Indonesia relevan dengan bahan ajar sastra kelas XII, yakni pada kompetensi dasar 3.8 dan 4.8 tentang menafsirkan pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel dan menyajikan hasil interpretasi pandangan pengarang secara lisan maupun tulisan yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran problem based learning dan discovery learning.