×
Bubuk kakao dapat dikembangkan menjadi minuman coklat. Bubuk kakao memiliki beberapa kelemahan dalam aplikasinya sebagai minuman. Perlakuan alkalisasi dapat meningkatkan keterbasahan, kelarutan, dispersibilitas, serta kepekatan warna bubuk kakao. Namun menurunkan kandungan polifenol, flavonoid, serta aktivitas antioksidan. Proses alkalisasi umumnya dilakukan dalam skala besar, sehingga diperlukan metode alternatif alkalisasi dalam skala kecil. Panci presto memiliki prinsip kerja yang didasarkan pada efek gabungan dari suhu dan tekanan yang memiliki kemiripan dengan prinsip alkalisasi. Pada penelitian ini dilakukan proses alkalisasi menggunakan panci presto dan Natrium bikarbonat sebagai alat dan bahan sederhana dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Natrium bikarbonat (NaHCO3), waktu alkalisasi, serta interaksi keduanya pada proses alkalisasi dengan menggunakan bejana tertutup bertekanan terhadap sifat fisik dan antioksidan bubuk kakao sebagai bahan pembuat minuman coklat. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan tiga faktor, yaitu konsentrasi alkali NaHCO3, waktu alkalisasi, dan interaksi konsentrasi alkali NaHCO3 dengan waktu alkalisasi. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan metode General Linear Model (Univariate Analysis of Variance) dengan uji lanjut DMRT pada taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alkalisasi berpengaruh terhadap sifat fisik dan antioksidan bubuk kakao. Perlakuan alkalisasi dapat menurunkan waktu pembasahan, menurunkan indeks sedimentasi, meningkatkan kelarutan, merusak mikrostruktur, menurunkan kecerahan, menurunkan kemerahan, menurunkan kekuningan, menurunkan chroma, menurunkan kadar total fenolik, menurunkan total flavonoid, serta menurunkan aktivitas antioksidan bubuk kakao.Bubuk kakao teralkalisasi NaHCO3 menggunakan panci presto memiliki waktu pembasahan berkisar antara 38,90-124,55 detik, indeks sedimentasi 45,91-51,71, kelarutan 22,60%, kecerahan 48,55-52,06, kemerahan 7,73-8,91, kekuningan 10,98-11,96, perubahan warna 4,75-7,12, chroma 13,43-14,59, kadar total fenolik 62,23-88,32 GAE/ml minuman coklat, total flavonoid 3,44-6,17 QE/ml minuman coklat, aktivitas antioksidan metode DPPH 49,50-67,46%. Hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif untuk pemanfaatan dan peningkatan kualitas bubuk kakao dengan peralatan dan bahan yang sederhana sehingga dapat diaplikasikan pada skala kecil dan menengah.