ABSTRAK

Dody Yuliantoro. A131908004. Pengelolaan Tutupan Lahan Daerah Imbuhan Air Tanah (Recharge Area) sebagai Upaya Perlindungan Mata Air di Sub. DAS Keduang, DAS Bengawan Solo. Pembimbing I: Prof. Dr. Ir. MTh. Sri Budiastuti, M.Si. Pembimbing II: Dr. Mujiyo, S.P, M.P. Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2021.
Sub DAS Keduang merupakan salah satu DAS prioritas yang mengalami bencana kekeringan. Kekeringan terjadi karena penurunan kuantitas air yang secara tidak langsung berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan makhluk hidup. Alih fungsi lahan pada daerah imbuhan air tanah menjadi salah satu penyebab bencana kekeringan. Berkurangnya vegetasi pada daerah imbuhan air tanah secara langsung akan berpengaruh pada hilangnya air pada musim hujan menjadi aliran permukaan. Upaya konservasi sumber mata air pada daerah imbuhan air tanah diperlukan untuk menjaga keberadaan mata air sepanjang waktu. Agroforestry pada daerah imbuhan air tanah merupakan upaya mitigasi terhadap konservasi mata air. Partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi mata air sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan program rehabilitasi lahan pada daerah imbuhan air tanah. Keberadaan vegetasi pada daerah imbuhan air tanah dapat difungsikan sebagai pelindung dan pengatur tata air. 
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan daerah imbuhan air tanah, mengidentifikasi jenis vegetasi, mempelajari tingkat partisipasi masyarakat dan merumuskan pola tanam yang dinilai mampu menjaga daerah imbuhan air tanah di Sub DAS Keduang. Penentuan daerah imbuhan air tanah dilakukan dengan metode pendekatan pola aliran dan tekuk lereng, yang diawali dengan overlay peta DEM, jenis tanah, kelerengan dan penggunaan lahan. Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan mendata semua jenis vegetasi pada plot pengamatan yang telah ditentukan, yaitu dengan metode garis berpetak, dengan petak berukuran 20m x 20m untuk mengumpulkan data jenis pohon, petak ukuran 10m x 10m untuk megumpukan data jenis tiang dan petak ukuran 5m x 5m untuk pengumpulan data jenis semai dan tumbuhan bawah. Data aspek sosial dan partisipasi masyarakat diperoleh menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam dari responden. Analisa data penentuan daerah imbuhan air tanah dengan metode spatial analysis hydrology pada software Arc-GIS. Identifikasi vegetasi dengan meggunakan metode analisis vegetasi yaitu menghitung frekuensi relatif, kerapatan relatif, dominasi relatif, Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks keanekaragaman. Analisa data sosial ekonomi dan partisipatif menggunakan analisis deskriptif. Analisa model pengelolaan daerah imbuhan air tanah menggunakan analisa DPSIR. 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah imbuhan air tanah tersebar merata pada berbagai jenis penutupan lahan dan jenis tanah. Jenis vegetasi dengan nilai INP tertinggi pada tingkat pohon adalah Tectona grandis, tingkat tiang adalah Albizia falcataria, tingkat semai adalah Cassia siamea dan tumbuhan bawah adalah Zingiber officinale. Indeks keanekaragaman vegetasi pohon, tiang, semai dan tumbuhan bawah dalam kategori rendah dengan nilai 0,81 tingkat pohon; 0,76 tingkat tiang; 0,71 tingkat semai dan 0,91 untuk tumbuhan bawah. Tingkat partisipasi masyarakat menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat partisipasi terhadap konservasi lahan dalam kategori sedang (61%). Pola tanam yang ideal dalam sistem agroforestry pada daerah imbuhan air tanah yaitu dengan kombinasi antara tanaman kayu (Tectona grandis, Albizia falcataria, Cassia siamea) dan tanaman pertanian (Zingiber officinale dan Zea mays). 

Kata kunci: analisis vegetasi, kekeringan, mata air, daerah imbuhan air tanah, INP.