Spalling pada penutup beton merupakan salah satu jenis degradasi yang sering terjadi pada struktur beton bertulang. Bentuk degradasi ini dapat terjadi pada bentang geser balok. Degradasi tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi kekuatan geser penampang tersebut, sehingga mengakibatkan penurunan kapasitas geser. Perbaikan tambalan dapat menjadi pilihan untuk memulihkan kekuatan balok beton bertulang yang rusak. Perilaku geser balok beton bertulang tanpa tulangan sengkang yang ditambal dengan material Unsaturated Polyester Resin (UPR)- Mortar diselidiki dalam penelitian ini, dengan variabel penelitian berupa pengaruh rasio bentang geser terhadap tinggi efektif (a/d) dan lokasi penambalan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen menggunakan balok dengan dimensi penampang 150 mm x 300 mm dan panjang balok 1340 mm untuk rasio a/d 2,2 serta 1760 mm untuk rasio a/d 3,08. Balok yang dilakukan perbaikan dengan lokasi 0,25 dan 0,5 kali bentang geser dari titik pembebanan. Hasilnya menunjukkan bahwa pengaplikasian penambalan UPR-mortar pada balok dengan rasio a/d 2,2 lebih efektif dibandingkan dengan rasio a/d 3,08. Dilihat dari hasil peningkatan kapasitas geser yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan rasio a/d 3,08. Selain itu sensitifitas dari pengaruh rasio a/d dilihat lebih nyata pada balok perbaikan dibandingkan pada balok normal. Penambalan UPR-mortar pada balok dengan lokasi penambalan 0,25 lebih baik dibandingkan dengan lokasi penambalan 0,5. Dilihat dari hasil tahanan geser mulai pada saat terjadinya significant diagonal cracking pertama muncul sampai dengan balok runtuh geser, balok dengan lokasi penambalan 0,25 lebih baik dalam menahan gaya geser dibandingkan balok dengan lokasi penambalan 0,5. Hal ini mungkin karena kontribusi UPR-mortar untuk mempertahankan zona kompresi pada tingkat beban yang tinggi ketika bahan perbaikan ini ditempatkan dekat dengan titik pembebanan. Adanya penambalan (patching) di dekat titik pembebanan dapat mempengaruhi mekanisme perpindahan geser. Kekuatan tarik tinggi dari bahan perbaikan tambalan secara efektif mencegah retak diagonal menyebar. Adanya lokasi penambalan dengan UPR-mortar juga dapat mempengaruhi perubahan modus keruntuhan yang terjadi. Pada balok dengan rasio a/d 3,08 (slender beam) dengan lokasi penambalan 0,25 dari titik pembebanan mempengaruhi perubahan modus keruntuhan menjadi shearcompression failure. Hal ini mungkin dikarenakan penempatan lokasi penambalan di dekat titik pembebnanan membuat balok memegang zona kompresi yang cukup untuk memberikan Vcy yang cukup besar.