Data Badan Pusat Statistik (2019) menunjukkan Jawa Tengah memiliki jumlah pasar 1.482 unit dan menjadi peringkat kedua pasar terbanyak di Indonesia. Kota Salatiga merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang melakukan revitalisasi pada seluruh pasar tradisional. Penerapan revitalisasi di Kota Salatiga juga diikuti oleh penerapan digitalisasi pada penarikan retribusi pasar tradisional (Pemerintah Kota salatiga, 2019). Revitalisasi pasar tradisional merupakan salah satu upaya untuk mendorong perekonomian ke arah lebih baik melalui perbaikan tempat yang diperbarui. Program ini dikeluarkan untuk menghapus citra kurang baik yang biasanya melekat pada pasar tradisional. Revitalisasi memiliki tujuan perbaikan kelemahan di pasar tradisional sehingga pengunjung pada pasar tradisional dapat meningkat. Tujuan penelitian adalah menganalisis perbandingan tingkat efisiensi dari pasar tradisional di Salatiga. Penelitian mengacu pada penelitian terdahulu mengenai analisis efisiensi yang telah dilakukan pada Bank, Pabrik/ Perusahaan, Sekolah, dan Pasar Tradisional. Penelitian terdahulu atau studi empiris mengacu pada Widiyana dan indiyanto (2017) dan Murbarani (2018). Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data primer dan sekunder yang didapatkan dari UPTD dan Dinas Perdagangan Kota Salatiga. Metode penelitian kuantitatif dengan alat analisis yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis model Charnes, Cooper, dan Rhodes (CCR). Penyebutan CCR mengacu pada peneliti yang mengembangkan analisis ini. Objek penelitian adalah delapan pasar tradisional Kota Salatiga.Variabel terikat penelitian adalah nilai efisiensi pasar tradisional di Kota Salatiga. Variabel bebas pada penelitian antara lain meliputi dua variabel yaitu variable input dan output. Variabel input berasal dari jumlah pendapatan, biaya lembur. Variabel output berasal dari kapasitas setiap pasar, total pedagang pasar, total pedagang lebih dari 3 tahun.
Temuan Penelitian saat penarikan data adalah dua UPTD sebagai pengelola pasar memiliki perbedaan kategori pengelolaan pasar yang dikelola. Perbedaan tersebut membuat dua UPTD memiliki perbedaan dalam jumlah personilnya, kapasitas pasar, dan tantangan yang dihadapi. Hasil Penelitian adalah delapan pasar memiliki hasil yang berbeda. Hasil empat pasar efisiensi, dua pasar memiliki hasil tidak efisiensi, dan dua pasar tidak dapat dianalisis. Saran penelitian adalah pencapaian efisiensi pada pasar tradisional yang tidak efisiensi dapat tercapai apabila mengacu pada nilai pasar yang efisiensi. Penambahan kapasitas pasar tradisional supaya jumlah pedagang dapat bertambah untuk mencapai hasil efisiensi. Evaluasi secara rutin oleh pengelola terhadap pasar tradisional di Kota Salatiga untuk meningkatkan kinerja dari pengelolah terkait.

Kata kunci: Data Envelopment Analysis (DEA), Pasar Tradisional, CCR