Pemahaman konsep merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran, siswa akan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk  diterapkan pada pemecahan  masalah  yang  dihadapinya.  Namun kenyatannya pemahaman konsep matematika siswa SMA Negeri 1 masih kurang. Selain itu, dalam menyelesaikan masalah matematika dibutuhkan kemampuan afektif siswa. Kemampuan afektif juga harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran matematika selain kemampuan kognitifnya. Salah satu kemampuan afektif yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan self-efficacy.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan pemahaman konsep
matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal matriks dengan self  efficacy tinggi; 2) mendeskripsikan pemahaman konsep matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal matriks dengan self efficacy sedang; 3) mendeskripsikan pemahaman konsep matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal matriks dengan self efficacy rendah.
Pemilihan subjek  penelitian  menggunakan  snowball  sampling, dengan
subjek sebanyak 9 siswa. Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil tes angket self efficacy. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah 1) angket self efficacy, 2) tes pemahaman konsep matematika dan 3) wawancara. Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan:  1)  Pemahaman  konsep  matematika  siswa  dalam  menyelesaikan soal-soal matriks yang memiliki self efficacy tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki self efficacy sedang dan rendah. Siswa yang memiliki self efficacy tinggi lebih tinggi juga pemahaman konsep matematikanya. Hal ini ditandai dari siswa yang hampir memenuhi semua indikator pemahaman konsep matematika, diantaranya  menyatakan  ulang  sebuah  konsep,  mengklasifikasi objek  menurut sifat-sifat tertentu, memberikan contoh dan non contoh, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup, dan mengaplikasikan konsep atau logaritma pemecahan masalah. Lebih baiknya pemahaman konsep matematika siswa yang memiliki self efficacy tinggi ini karena tidak mudah menyerah saat dihadapkan dengan soal yang  sulit,  lebih  menguasai  beragam pokok  bahasan  dan  menganggap  bahwa kegagalan dalam menyelesaikan permasalahan sebagai kurangnya belajar; 2) Pemahaman  konsep  matematika  siswa  dalam  menyelesaikan  soal-soal  matriks yang memiliki self efficacy sedang hanya memenuhi sebagian indikator, diantaranya yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup, serta mengaplikasikan konsep atau logaritma pemecahan masalah. Siswa dengan self efficacy sedang memiliki rasa ragu dengan kemampuannya, sehingga tidak dapat menyelesaikan permasalahan. Selain itu, siswa dengan self efficacy sedang juga mengetahui unsur yang diketahui dan ditanyakan, namun tidak dapat menghubungkan dengan konsep yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan;
3) Pemahaman konsep matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal matriks yang memiliki self efficacy rendah hanya memenuhi indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma pemecahan masalah. Siswa dengan self efficacy rendah cenderung menyerah saat dihadapkan dengan soal yang sulit, sehingga ada soal yang tidak dikerjakan. Selain itu, siswa dengan self efficacy rendah juga menganggap dirinya kurang akan kemampuan matematikanya.

Kata kunci: matriks, pemahaman konsep matematika, self efficacy siswa