Latar belakang : Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) merupakan salah satu terapi pengganti ginjal yang sedang berkembang  saat ini. Jumlah pasien yang  mengikuti program CAPD telah meningkat pesat. Salah satu keterbatasan penggunaan CAPD adalah komplikasi  jangka  panjang  berupa  fibrosis  peritoneum.  Glukosa  dalam  cairan  dialisat memicu  stres  oksidatif  dan  menyebabkan  fibrosis  peritoneum.     Asam  folat     banyak digunakan pada keadaan PGK untuk beberapa tujuan baik menghambat progresivitas PGK, menghambat  penurunan  fungsi  ginjal,  maupun  menghambat  progresivitas  aterosklerosis, tetapi manfaatnya secara khusus untuk mengurangi fibrosis peritoneum pada CAPD belum digunakan.
Metode : Jenis penelitian   ini adalah   eksperimental post test only control group , menggunakan tikus putih (Spraque dawley) jantan sebagai hewan coba, yang dibuat menjadi PGK dan dilakukan Peritoneal dialysis (PD). Tikus dibagi menjadi lima kelompok: kelompok
1. PGK 2. PGK + PD 3. PGK + PD + asam folat          4. PGK + PD + asam folat + lisinopril
5. PGK + PD + lisinopril. Dosis asam folat 120 ug, lisinopril 1,5 mg. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan MDA, p38, p50, TGF-?, VEGF peritoneum dengan metode imunohistokimia, dan fibrosis peritoneum dengan histopatologi.
Hasil :  asam folat per oral terbukti secara signifikan menurunkan ekspresi MDA (p = 0,001),
p38 (p = 0,019),   TGF-? (p = 0,03), VEGF (p = 0,023)   peritoneum,     tidak signifikan menurunkan ekspresi p50 (p = 0,06)  dan tidak signifikan menghambat fibrosis peritoneum (p
= 0,317) .
Kesimpulan : asam folat peroral dapat menghambat fibrosis peritoneum

Kata kunci : Asam folat,  Peritoneal dialisis,Stres oksidatif, fibrosis peritoneum.