Garut adalah tanaman yang dapat tumbuh optimum di bawah tegakan pohon dengan penerimaan cahaya matahari yang minimum. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tanggapan garut pada intensitas cahaya, memperoleh dosis pupuk organik yang terbaik untuk pertumbuhan garut dan memperoleh hasil terbaik perpaduan antara intensitas cahaya dengan pupuk organik. Penelitian dilaksanakan di lahan Percobaan Technopark Sragen pada pada bulan Desember 2019 sampai bulan April 2020. Penelitian ini menggunakan (RAKL) Rancangan Acak Kelompok Lengkap SPLIT-PLOT dengan main plot (intensitas cahaya) dan sub plot (dosis pupuk organik) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan setiap faktor terdiri dari 4 taraf. Faktor perlakuan intensitas cahaya, yaitu ternaungi 0– 25% (N1), ternaungi 26–50% (N2), ternaungi 51–75% (N3), ternaungi 76–100% (N4) diulang sebanyak satu kali. Faktor perlakuan pupuk organik yaitu dosis pupuk organik 2,5 ton/ha (P1), dosis pupuk organik 5 ton/ha (P2), dosis pupuk organik 7,5 ton/ha (P3), dosis pupuk organik 10 ton/ha (P4) diulang sebanyak 2 kali. Data dianalisis menggunakan uji F dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Variabel peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, indeks luas daun, laju pertumbuhan relatif, laju asimilasi bersih, tingkat kehijauan daun, intensitas cahaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada naungan 26 – 50% menunjukkan hasil tertinggi pada variabel bobot kering tanaman, indeks luas daun, laju asimilasi bersih (LAB) dan tingkat kehijauan daun. Dosis pupuk organik yang baik adalah 2,5 ton/ha karena memberikan pengaruh yang sama pada dosis yang lebih besar, sehingga dosis 2,5 ton/ha lebih efisien untuk digunakan. Kombinasi perlakuan berbagai tingkat naungan dan berbagai dosis pupuk menunjukkan pengaruh tidak nyata pada seluruh variabel pengamatan.