Pembangunan pertanian memiliki tujuan untuk membangun sumberdaya manusia yang kuat dalam meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan pertanian, sehingga usaha pertanian mampu memacu aktivitas perekonomian serta menjaga ketahanan dan keamanan pangan dimasyarakat pedesaan. Komoditas ubi kayu sebagai tanaman pangan memiliki peran yang penting bagi perekonomian masyarakat karena melibatkan sejumlah penduduk di dalam aktivitas produksi dan pemasaran sebagai sumber pekerjaan dan penghasilan. Ubi kayu menjadi sumber pangan karbohidrat non beras untuk mendukung peningkatan ketahanan dan keamanan pangan melalui diverifikasi pangan, dan  pengembangan agroindustri sehingga dapat digunakan sebagai sumber devisa melalui kegiatan ekspor.
Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri karena Wonogiri menjadi kabupaten penghasil ubi kayu terbesar di Jawa Tengah pada tahun 2019 dan tidak ada penelitian mengenai pemasaran ubi kayu di Kecamatan Ngadirojo sebagai kecamatan penghasil ubi kayu terbesar kedua di Kabupaten Wonogiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS, Bappeda dan Kementerian Pertanian serta data primer yang diperoleh dari hasil wawancara kepada responden petani yang berjumlah 40 dan pedagang berjumlah 12. Analisis data yang digunakan adalah analisis biaya dan margin pemasaran serta analisis faktor yang memengaruhi margin pemasaran melalui pendekatan multiple linear regression.
Hasil penelitian menunjukkan pola saluran pemasaran ubi kayu di Kabupaten Wonogiri terdapat empat saluran. (1) Pola saluran I : Petani       Pedagang Besar Luar Kota              Pedagang Pengecer Luar Kota        Konsumen Luar Kota. (2) Pola saluran II :  Petani                 Pedagang Pengumpul            Pedagang Besar Luar Kota              Pedagang Pengecer Luar Kota          Konsumen Luar Kota. (3) Pola saluran III : Petani                 Pedagang Pengumpul            Pedagang Besar                  
Pedagang Pengecer               Konsumen.  Pola saluran IV : Petani                Pedagang Pengecer                Konsumen. Besar biaya, keuntungan, dan margin pemasaran ubi kayu secara berurutan dimulai saluran I sebesar Rp 405,00, Rp 4.395,00, dan Rp 3.800,00. Saluran II sebesar Rp 618,00, Rp 4.382,00, dan Rp 3.800,00. Saluran III sebesar Rp 1.052,00, Rp 3.448,00, dan Rp 3.600,00. Saluran IV sebesar Rp 812,00, Rp 1.888,00, dan Rp 1.450,00. Saluran keempat merupakan saluran yang paling efisien secara ekonomi dengan nilai persentase margin pemasaran dan farmers’ share sebesar 53,70% dan 46,40%. Hasil analisis regresi menyatakan bahwa biaya pemasaran, harga di tingkat petani dan jumlah lembaga pemasaran yang dilalui memengaruhi margin pemasaran ubi kayu di Kabupaten Wonogiri dengan tingkat signifikansi 95%.