Latar belakang: Pasien Lupus Eritematosus Sistemik (SLE) cenderung mengalami defisiensi vitamin D karena beberapa faktor. Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa vitamin D berdampak dalam mengurangi proses yang terjadi dalam peradangan tersebut dengan meningkatkan regulasi mediator-mediator antiinflamasi. Namun belum terdapat penelitian yang menghubungkan kadar vitamin D dan aktivitas penyakit pada anak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi vitamin D aktivitas penyakit SLE pada anak.Subjek dan metode: Penelitian ini bersifat kuasi eksperimental dengan rancangan uji pra-pasca perlakuan dalam satu kelompok. Sebanyak 20 pasien anak dengan SLE di RS Dr. Moewardi yang memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan dalam penelitian selama 8 minggu. Dilakukan pengukuran kadar vitamin D sebelum dan setelah terapi vitamin D. Variabel dependen adalah aktivitas penyakit SLE, sementara variabel independen adalah terapi vitamin D.Hasil: Sebanyak 18 pasien anak dengan SLE dengan rerata umur 14,1 + 2,53 mengikuti penelitian ini secara lengkap. Keterlibatan organ dengan persentase terbesar adalah ginjal dan kulit. Terdapat perbedaan rerata skor Mex-SLEDAI yang signifikan sebelum dan setelah intervensi (p = 0,006). Kadar vitamin D memiliki korelasi negatif dengan aktivitas penyakit SLE anak sebelum intervensi (r = -0,616; p = 0,003). Peningkatan kadar vitamin D juga berkorelasi signifikan dengan penurunan aktivitas penyakit SLE (r = -0,493; p = 0,044).Simpulan: Terdapat hubungan negatif antara peningkatan kadar vitamin D dengan penurunan skor SLEDAI. Semakin tinggi kadar vitamin D akan menurunkan skor SLEDAI. Kata Kunci: SLE, SLEDAI, vitamin D