Penelitian ini bermula dari penulisan judul berita dalam pemberitaan berbagai media mengenai vaksin Covid-19 yang menggunakan verba “minta” dan “diminta” yang bermakna meminta barang atau jasa (proposal) dalam kajian Linguistik Sistemik Fungsional. Artinya, terdapat ketidaksetaraan status antar partisipan dalam teks. Lebih lanjut, penelitian ini akan mengungkap status sosial antar partisipan (status), penilaian partisipan kepada partisipan lain (afek), dan  tingkat keterlibatan partisipan (kontak) dalam permberitaan vaksin Covid-19 di Indonesia pada republika.co.id dan detik.com.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional (LSF). Data primer dalam penelitian ini adalah leksikogramatika (sistem Mood, modalitas, polaritas, leksis, sistem leksis dan sistem klausa) yang merepresentasikan status, afek, dan kontak dalam pemberitaan vaksin Covid-19 pada republika.co.id dan detik.com sedangkan data sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa pernyataan-pernyataan dan pendapat yang terdapat dalam jurnal yang telah dipublikasikan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Kemudian, dalam menerangkan metode simak ini akan menggunakan teknik catat. Selanjutnya, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data yang dikemukakan oleh Spradley (1980) yang membagi beberapa tahapan dalam analisis isi yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial dan tema budaya.

Dari hasil analisis data, ditemukan hasil: 1) Pemberitaan vaksin Covid-19 pada republika.co.id dan detik.com merupakan berita dengan genre mikro rekon dan eksposisi. Struktur teks dari jenis teks rekon adalah orientasi, urutan kejadian, dan reorientasi sedangkan struktur teks dari teks eksposisi adalah pernyataan tesis, argumentasi dan reiterasi. Dalam pemberitaannya, baik republika.co.id maupun detik.com hanya menginformasikan informasi-informasi terkait vaksin Covid-19 tanpa adanya pemberian opini tertentu; 2) status dalam penelitian ini menunjukkan hubungan yang sama antara penulis dengan pembaca. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya penggunaan klausa indikatif deklaratif lebih dominan sebagai proposisi pertukaran informasi daripada penggunaan klausa proposal yang meminta dan memberi jasa; 3) afek dalam penelitian ini menunjukkan penilaian positif dibuktikan melalui penggunaan polaritas positif yang lebih dominan daripada penggunaan polaritas negatif. Selain itu, penggunaan leksis deskriptif lebih dominan dari pada leksis attitudinal. Artinya, penulis lebih memfokuskan pada pendeskripsian dan pemberian informasi daripada pemberian opini kepada pembaca; 4) kontak  dalam penelitian ini menunjukkan kedekatan jarak antara penulis dan pembaca dibuktikan dengan adanya penggunaan sistem leksis kongruen lebih dominan daripada leksis takkongruen. Kondisi ini menandakan bahwa penulis cenderung menggunakan gaya lisan dari topik tersebut. Sementara itu, penggunaan klausa kompleks yang lebih dominan menggambarkan bahwa penulis ingin membuat bahasa lebih familiar dan mudah dimengerti.