Penulis Utama : Ginung Nurtyasto Sumarno
NIM / NIP : S621808002
×

Tenaga kerja penyandang disabilitas di Kota Semarang yang terserap di sektor ketenagakerjaan formal sebesar 34,45%, jauh lebih rendah dibandingkan non disabilitas yang terserap hingga 50,73%. Terdapat selisih ketimpangan akses pekerjaan formal sebesar 16,28%. Penyebab utamanya adalah tuntutan untuk dapat beradaptasi pada kompetitifnya pasar tenaga kerja dengan segala keterbatasan fisik. Berdasarkan tinjauan teori, bahwa adaptasi pekerjaan penyandang disabilitas dipengaruhi oleh akomodasi pekerjaan, efikasi diri, dan dukungan sosial.
Tujuan penelitian untuk menemukan indikator yang mewakili dari masing-masing variabel terkait, serta menguji pengaruh akomodasi, efikasi diri, dan dukungan sosial terhadap adaptasi pekerjaan. Subyek penelitian adalah pekerja penyandang disabilitas fisik di Kota Semarang, Indonesia. Metode penelitian dengan analisis deskriptif kuantitatif, pengumpulan data survey dengan ukuran sampel 154 responden. Analisis data menggunakan SEM (Structural Equation Modeling) dengan olah data menggunakan Lisrel 8.8.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator yang mewakili dari akomodasi pekerjaan yaitu: modifikasi fisik tempat kerja; penyesuaian deskripsi pekerjaan; serta penyesuaian pelatihan & pengawasan. Indikator yang mewakili dari efikasi diri yaitu: pengalaman sosok perwakilan, persuasi verbal, keadaan emosional. Indikator yang mewakili dari dukungan sosial yaitu: dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan penilaian. Indikator yang mewakili dari adaptasi pekerjaan yaitu: kepuasan kerja, partisipasi dalam organisasi, efektif melaksanakan tugas, bertahan pada pekerjaan. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa akomodasi pekerjaan, efikasi diri, dan dukungan sosial berpengaruh positif signifikan terhadap adaptasi pekerjaan

Kata kunci: disabilitas, adaptasi, pekerjaan, ketimpangan, akses.