Sistem ratun adalah adalah metode budidaya rumpun padi yang menghasilkan anakan baru setelah rumpun tanaman pertama dipanen, dan dilanjutkan dengan memelihara dan meerawat tunas tanaman pertama. Selain itu system ratun sistem yang bertujuan untuk meminimalisasi usikan dan gangguan terhadap tanah agar tidak merusak sifat-sifat tanah dan dapat mempertahankan kemampuan tanah untuk mendukung produksi pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem  ratun  pada beberapa jenis  tanah  terhadap  produktivitas  padi. Penelitian ini dilakukan di net house, metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga faktor yang diamati, faktor pertama adalah sistem tanam, yang dibagi menjadi tiga, yaitu konvensional (P0), singgang ratun (P1), dan salibu ratun (P2). Faktor kedua adalah jenis tanah, yang dibagi menjadi tiga, yaitu jenis tanah inceptisol (B1), jenis tanah alfisol (P2), dan jenis tanah vertisol (P3). Faktor ketiga adalah varietas tanaman, yang dibagi menjadi dua, yaitu varietas lokal pandan wangi dan varietas inbrida ss mekongga. Pada penelitian ini sistem ratun baik singgang dan salibu dapat menjaga dan mempertahankan sifat- sifat tanah lebih baik dibandingkan dengan sistem konvensional. Sistem singgang dan salibu ratun lebih rendah produksinya dibandingkan sistem konvensional sebesar 34,81% dan 28,66%. Serapan nutrisi tanaman pada sistem singgang dan salibu ratun lebih rendah dibandingkan dengan sistem konvensional yaitu sebesar
28,96% serapan nitrogen; 27,01% serapan fosfor; dan 26,48% serapan kalium pada sistem singgang ratun, sedangkan sistem tanam salibu ratun lebih rendah 10,54% serapan nitrogen; 13,98% serapan fosfor; dan 12,14% serapan kalium. Kombinasi perlakuan yang menunujukan hasil terbaik terdapat pada perlakuan P2B2T0 (salibu ratun, vertisols, pandan wangi var).

Kata kunci: ratun, konvensional, singgang ratun, salibu ratun, produktivitas padi.