Penulis Utama : Nirbito Hanggoro Pribadi
NIM / NIP : S441908007
×

Minimnya bahan ajar budaya daerah mulai dirasakan oleh sebagian besar guru bahasa Jawa sekolah menengah atas wilayah kabupaten Banyuwangi. Dampak dari problematika ini adalah menurunnya pemahaman siswa terhadap budaya lokal Banyuwangi. Jika dibiarkan, dampak tersebut akan semakin parah dan berdampak pada kepunahan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi hal tersebut dengan menganalisis makna dan fungsi simbolis upacara adat Kebo-keboan Alasmalang kabupaten Banyuwangi serta relevansinya sebagai bahan ajar Bahasa Jawa di sekolah menengah atas. Penelitian ini kami lakukan di desa Alasmalang dan dua sekolah menengah atas yaitu SMA Negeri 1 Genteng serta SMA Swasta Muhammadiyah 3 Genteng. Data dikumpulkan dari pihak-pihak yang terlibat dalam prosesi upacara, guru, dan siswa melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan analisis dokumen. Validitas data dilakukan menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Analisis data menggunakan analisis etnografi untuk memahami data budaya secara mendetail. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara historis, upacara adat Kebo-keboan Alasmalang merupakan budaya asli yang lahir dan hidup di Banyuwangi sebagai upaya masyarakat dalam mengatasi wabah pagebluk serta pemertahanan kesuburan desa Alasmalang. Prosesi upacara dilakukan dengan rangkaian selamatan, santunan anak yatim dan pawai oncor-oncoran, Barikan dan menanam tanaman di sepanjang jalan, dan diakhiri dengan Ider Bumi. Ubarampe ritual ini meliputi Gapura Para Bungkil, Kereta Dewi Sri, Nasi Pecel Pitik, Nasi Tumpeng Kuning dan Putih, Jenang Abang, Jenang Suro, Rebusan Hasil Bumi, Benih Padi Jawa, Bokor atau Tenong, Oker, Tanaman Palawija, Ayam Peteteng, Wanci Kinangan dan isinya, Peras Pitung Tawar, dan Peras yang seluruhnya menjadi tanda yang mewakili makna. Pelaku upacara yang terlibat selama ritual adalah Pawang, Pemain Kerbau, Pengendali Kerbau, Dewi Sri, Dayang Dewi Sri, serta Bapak dan Ibu Petani yang menjadi tanda yang mewakili makna prosesi upacara. Upacara adat Kebo-keboan Alasmalang relevan sebagai bahan ajar budaya daerah pada mata pelajaran Bahasa Jawa kelas XI sekolah menegah atas karena kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, sesuai kebutuhan wilayah, merangsang pola pikir kritis siswa, terdapat nilai pendidikan karakter, serta mampu menumbuhkan rasa cinta, memiliki, dan melestarikan budaya daerah.

Kata kunci: Upacara adat Kebo-keboan, Alasmalang, budaya daerah, bahan ajar, Banyuwangi.

 

×
Penulis Utama : Nirbito Hanggoro Pribadi
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S441908007
Tahun : 2021
Judul : Makna dan Fungsi Simbolis Upacara Adat Kebo-Keboan Masyarakat Alasmalang Kabupaten Banyuwangi Sebagai Bahan Ajar Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2021
Program Studi : S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana-S441908007
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum.
2. Dr. Raheni Suhita, M.Hum.
Penguji : 1. Dr. Muh. Rohmadi, M.Hum
2. Dr. Arif Setyawan, M.Pd.
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.