Latar Belakang : Stres kerja memberikan dampak buruk seperti terganggunya kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performa, serta mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan. Stres kerja dapat disebabkan oleh iklim kerja dan beban kerja fisik. Berdasarkan survei awal pada pekerja industri pengecoran didapatkan hasil pengukuran ISBB sebesar 38,7oC serta perhitungan beban kerja fisik didapatkan 53,3% mengalami beban kerja sedang, 46,6?ban kerja berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan iklim kerja panas dan beban kerja fisik dengan stres kerja pada pekerja industri pengecoran logam CV Mega Jaya Logam Ceper Klaten.
Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan total responden 55. Instrumen penelitian yang digunakan adalah heat stress area monitor untuk mengukur iklim kerja panas, pulseoxymeter untuk mengukur beban kerja fisik, dan kuesioner dari Hse Tools untuk mengukur stres kerja. Teknik analisis data menggunakan uji statisik pearson dan regresi linier berganda.
Hasil : Hasil anlisis bivariat dengan uji korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan iklim kerja panas dengan stres kerja dengan p-value = 0,000 dan adanya hubungan beban kerja fisik dengan stres kerja dengan p-value 0,000. Hasil analisis multivariat  dengan  uji  regresi  linier berganda  menunjukkan  adanya  hubungan signifikan antara iklim kerja panas dan beban kerja fisik dengan stres kerja dengan p-value sebesar 0,000. Proporsi pengaruh iklim kerja panas dan beban kerja fisik sebesar 82,5% terhadap stres kerja.
Simpulan : Ada hubungan signifikan antara iklim kerja panas dan beban kerja fisik dengan stres kerja pada pekerja industri pengecoran logam CV Mega Jaya Logam Ceper Klaten.

Kata Kunci : Iklim Kerja, Beban Kerja Fisik, Stres Kerja