Latar Belakang : Antioksidan pada bit merah mempunyai efek antihiperurisemia dengan cara menghambat enzim yang bertanggung jawab pada produksi asam urat. Kadar asam urat yang tinggi pada keadaan hiperurisemia menyebabkan stress oksidatif yang dapat memicu peningkatan kadar MDA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama dan dosis pemberian tepung bit merah terhadap kadar asam urat dan MDA pada tikus hiperurisemia.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimen randomized pre and post test control group design. Penelitian ini menggunakan hewan model tikus jantan Spargue Dawley yang berjumlah 35 ekor dan dibagi menjadi 7 kelompok yaitu; KN = Tikus sehat; K- = Tikus hiperurisemia; K+ = Tikus hiperurisemia + allopurinol 1,8 mg/Kg BB/hari); P1 = Tikus hiperurisemia + TBM 0,78 g/Kg BB/hari; P2 = Tikus hiperurisemia + TBM 1,56 g/Kg BB/hari; P3 = Tikus hiperurisemia + TBM 3,12 g/Kg BB/hari; P4 = Tikus hiperurisemia + allopurinol 1,8 mg/Kg BB/hari dan TBM 1,56 g/Kg BB/hari. Induksi tikus hiperurisemia menggunakan kalium oksonat 250 mg/Kg BB/hari selama 14 hari. Pemeriksaan kadar asam urat serta MDA dilakukan pada hari ke-0, hari ke-14 dan hari ke-28 penelitian.

Hasil :  Lama dan dosis pemberian tepung bit merah diketahui menurunkan kadar asam urat dan kadar MDA secara signifikan (p=0,001). Rerata kadar asam urat terendah pada kelompok P3 (2,08±0,17 mg/dl). Kadar MDA terendah pada kelompok P3 (1,96±0,35 nmol/mL) Kelompok P3 memiliki penurunan kadar asam urat dan kadar MDA yang sama dengan kelompok yang diberikan Allopurinol pada hari ke-28 perlakuan.

Kesimpulan : Ada pengaruh dosis dan lama pemberian tepung bit merah terhadap kadar asam urat dan MDA pada tikus model hiperurisemia. Pemberian tepung bit merah 3,12 g/kgBB/hari menurunkan kadar asam urat dan MDA sama seperti pemberian allopurinol 1,8 mg/kgBB/hari pada tikus model hiperurisemia selama 28 hari.