Latar Belakang: Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan kasus setiap tahunnya termasuk di Indonesia. Tepung growol dapat dimanfaatkan sebagai salah satu terapi non-farmakologi dalam penatalaksanaan diet DMT2. Kandungan serat dan flavonoid yang terdapat dalam tepung growol mampu menurunkan kadar glukosa darah serta meningkatkan sensitivitas insulin pada penderita DMT2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari perbedaan dosis pemberian tepung growol terhadap kadar glukosa darah puasa, insulin, HOMA-IR, dan HOMA-B pada tikus model Diabetes Melitus Tipe 2.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik dengan Pre Test and Post Test Control Group Design. Sampel yang digunakan yaitu 40 ekor tikus jantan galur wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok dan dilakukan dengan simple random sampling yaitu kelompok negatif (induksi STZ-NA), kelompok positif (induksi STZ-NA dan diberikan obat metformin), kelompok P1 (induksi STZ/NA dan diberikan 15,5 g/kgBB tepung growol), kelompok P2 (induksi STZ/NA dan diberikan 31 g/kgBB tepung growol), dan kelompok P3 (induksi STZ/NA dan diberikan 46,5 g/kgBB tepung growol). Pemberian intervensi dilakukan selama 14 hari setelah diinduksi STZ-NA. Analisis data menggunakan uji Shapiro Wilk, Paired T-Test, uji One Way Anova, dan uji Post Hoc.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah diintervensi selama 14 hari, terjadi penurunan kadar glukosa darah pada kelompok kontrol positif (delta= -162,3; p kurang dari 0,001), kelompok P1 (delta= -99,12; p kurang dari 0,001), kelompok P2 (delta= -139,31; p kurang dari 0,001), dan kelompok P3 (delta= -152,24; p kurang dari 0,001). Terjadi peningkatan kadar insulin pada kelompok kontrol positif (delta= 108,13; p kurang dari 0,001), kelompok P1(delta= 32,03; p kurang dari 0,001), kelompok P2(delta= 60,02; p kurang dari 0,001), dan kelompok P3 (delta= 86,79; p kurang dari 0,001). Penurunan nilai HOMA-IR pada kelompok kontrol positif (delta= -4,29; p kurang dari 0,001), kelompok P1 (delta= -2,72; p kurang dari 0,001), kelompok P2 (delta= -3,81; p kurang dari 0,001), dan kelompok P3 (delta= -4,03; p kurang dari 0,001). Serta peningkatan yang terjadi pada nilai HOMA-B pada kelompok kontrol positif (delta= 123,91; p kurang dari 0,001), kelompok P1 (delta= 24,04; p kurang dari 0,001), kelompok P2 (delta= 58,21; p kurang dari 0,001), dan kelompok P3 (delta= 88,36; p kurang dari 0,001). Berdasarkan uji post hoc terdapat perbedaan pengaruh pemberian dosis tepung growol pada tiga kelompok perlakuan (p=0,001).

Kesimpulan: pemberian tepung growol dengan dosis rendah, dosis sedang, dosis tinggi, obat metformin mampu menurunkan kadar glukosa darah puasa dan nilai HOMA-IR serta dapat meningkatkan kadar insulin dan nilai HOMA-B pada tikus DMT2 dengan efek yang paling baik yaitu pada dosis tinggi (45,6 g/kgBB/hari).