×
ABSTRAK Erosi genetik tumbuhan obat di Indonesia (terutama tumbuhan obat berasal dari komunitas hutan) sudah pada taraf membahayakan. Valerian termasuk tumbuhan obat yang tumbuh liar di hutan. Akarnya berkhasiat sebagai obat penenang dan hipertensi. Akar valerian dibutuhkan negara industri farmasi sehingga berpeluang untuk di ekspor. Valerian belum dibudidayakan dan bila ada yang memerlukan langsung mencari di hutan. Tindakan ini dapat menyebabkan erosi genetik sehingga perlu dilakukan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakter dan kondisi pertumbuhan valerian di habitat asli, menentukan persyaratan tumbuh valerian terutama elevasi, pencahayaan, suhu, kelembaban, dan karakter tanah, dan mengetahui taraf kelangkaan valerian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2008 di lereng barat Gunung Lawu (Sendang Macan dan Argo Tiling). Lokasi survai ditentukan secara purposive terhadap keberadaan valerian. Petak contoh berupa transek yang memotong lereng terbagi dalam tiga petak (luas petak 2 x 2 m). Hasil penelitian menunjukkan bahwa morfologi valerian di Gunung Lawu tidak berbeda jauh dengan deskripsi yang tersedia (tumbuhan berbiji; berdaun majemuk; berbatang bulat, berruas, dan berrongga; bercabang dekat pangkal batang; berakar tunggang; bunga berbentuk malai dan berwarna putih). Valerian tumbuh di elevasi 2.740- 2.907m dpl, kemiringan lereng 25-150%, intensitas cahaya 13.300-119.400 lux (19,4-174,8 watt/m2 ), suhu 21-35o C, dan kelembaban 20-58%. Jenis tanah andosol dengan kandungan C organik sangat tinggi (9,66-20,40%) dan bahan organik sangat tinggi (16,5-24,84%), N total sedang hingga tinggi (0,34-0,63%), P tersedia rendah (3,25-5,12 ppm), K tertukar sedang hingga tinggi (0,45-0,63 me%), dan pH masam (5,15-5,39). Valerian lebih banyak ditemukan di daerah lembah dengan suhu dan intensitas cahaya yang lebih rendah serta kelembapan tinggi, daripada di bukit. Indeks Nilai Penting (INP) valerian di Sendang Macan (17,11) lebih besar daripada di Argo Tiling (5,73). Keberadaan valerian di Gunung Lawu termasuk kategori terkikis (indeterminate) sehingga perlu tindakan perlindungan segera.