Perkembangan suatu kota erat kaitannya dengan kinerja aktivitas ekonominya. Aktivitas ekonomi perkotaan, mempengaruhi pola penggunaan lahan dengan ragam aktivitas perdagangan dan jasa. Salah satu sarana perdagangan dan jasa yaitu pasar modern yang perkembangannya semakin meningkat di kawasan perkotaan terutama di pusatnya menjadi suatu refleksi bagi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sebagai respons terhadap arus globalisasi dan modernisasi dalam pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari. Pasar modern di Kota Surakarta ditandai dengan munculnya Solo Grand Mall pada tahun 2004 dan keberadaannya pun tiap tahunnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan di kawasan-kawasan strategis perkotaan. Persebaran pasar modern yang berkembang pesat di Kota Surakarta dari tahun ke tahun telah mengindikasikan adanya penyalahan terhadap aturan rencana tata ruang Kota Surakarta. Berdasarkan justifikasi tersebut maka penelitian ini urgen untuk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian sebaran pasar modern terhadap rencana pola ruang berdasarkan analisis space syntax. Hal tersebut diperlukan bagi para berbagai pihak yang berkaitan dengan pendirian pasar modern yang berkesesuaian dengan rencana pola ruang dan menempati pada lokasi yang strategis. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan jenis penelitian kuantitatif. Data diperoleh baik melalui survei primer maupun sekunder dan dilakukan berbagai analisis yaitu analisis space syntax, analisis superimpose, dan analisis skoring dengan memanfaatkan peranti lunak ArcGIS 10.3.1 dan ekstensi Axwoman. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pasar modern di Kota Surakarta memiliki 3 (tiga) kategori kesesuaian yaitu sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Sejumlah 113 pasar modern dinyatakan sesuai, 34 pasar modern dinyatakan kurang sesuai, dan 140 pasar modern dinyatakan tidak sesuai.