×
Penularan virus melalui permukaan benda yang terkontaminasi menyebabkan penyebaran COVID-19. Standar disinfeksi menggunakan disinfektan cair beracun masih belum efektif karena stabilitasnya sangat buruk, mudah menguap dalam beberapa menit yang menyebabkan kontaminasi ulang. Bahan pelapis dengan sifat inaktivasi virus telah dikembangkan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan pengurangan penyebaran COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis bahan pelapis nanokristalin selulosa/kitosan yang didoping Ag+ (NKSKAg). Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) digunakan untuk mensintesis nanokristalin selulosa (NKS) melalui empat tahapan yaitu persiapan serat, pemutihan dengan NaOCl, alkalisasi NaOH, dan hidrolisis dengan H2SO4. Pengaruh beberapa parameter seperti ketahanan air, sudut kontak, daya rekat, dan biodegradabilitas dipelajari dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). NKS berhasil disintesis dan dikategorikan sebagai bahan nanokristalin berdasarkan analisis XRD, FTIR dan PSA. Formulasi optimum berdasarkan RSM diperoleh pada perbandingan NKS/kitosan, jumlah Ag+, dan waktu pengadukan masing-masing 2, 0,03 g, dan 3 jam. Hasil pengujian ketahanan air, kekuatan tarik, sudut kontak dari hasil optimum pada substrat kaca diperoleh kondisi terbaik pelapis yaitu uji penyerapan air sebesar (0.03781%), kekuatan tarik (0,06%) dan sudut kontak (93?) yang menyatakan bahwa material pelapis telah sesuai dengan kondisi yang diinginkan yaitu memilki daya serap yang rendah, kekuatan tarik yang baik dan bersifat hidrofobik. Berdasarkah hasil uji degradasi diperoleh bahwa persen kehilangan berat ke-13 sampel bervariasi dan mengalami degradasi seluruhnya pada hari ke-12 pengujian yang menyatakan bahwa seluruh sampel dapat terdegradasi pada media tanah kompos Formulasi tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pelapis yang menjanjikan dalam mencegah penyebaran COVID-19.