Anggi Alfionita. D0117009. 2021. “Tata Kelola Pemerintahan Kolaboratif dalam Penanggulangan Kekerasan Seksual pada Anak di Kabupaten Wonogiri”. Skripsi. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kasus kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Wonogiri cukup banyak terjadi, dan menjadi salah satu yang terbanyak di Jawa Tengah. Permasalahan ini tentu perlu diselesaikan untuk memberikan perlindungan dan menciptakan rasa aman bagi anak. Dalam upaya penanggulangan kekerasan seksual pada anak, pemerintah Wonogiri membentuk jaringan kerjasama yang disebut Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang terdiri dari berbagai organisasi perangkat daerah dan organisasi non pemerintah. Namun fokus penelitian ini hanya pada kolaborasi antara Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (PPKB dan P3A), Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Kepolisian Resor, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Kejaksaan Negeri dan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), selain itu pemerintah Wonogiri juga bekerja sama dengan Satuan Tugas Perlindungan Perempuan dan Anak (Satgas PPA) dan Lembaga Swadaya Masyarakat Yayasan Kepedulian terhadap Anak (KAKAK).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kolaborasi dalam penanggulangan kekerasan seksual anak dan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan teori kolaborasi Ansell dan Gash untuk menganalisis proses tata kelola pemerintahan kolaboratif dan menggunakan indikator efektivitas pemerintahan kolaboratif menurut De Seve untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kolaborasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tata kelola pemerintahan kolaboratif dalam penanggulangan kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Wonogiri belum berjalan dengan optimal dan belum sepenuhnya efektif meskipun beberapa indikator telah dipenuhi dengan baik, seperti struktur jaringan yang jelas, adanya kepercayaan antar pihak yang terlibat, distribusi akuntabilitas yang jelas dan sudah saling berbagi infomasi. Hal ini karena proses kolaborasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menghambat keberhasilan kolaborasi, yaitu komitmen dari beberapa individu yang masih rendah, terdapat prosedur yang kurang jelas sehingga berpengaruh pada akses otoritas, dan sumber daya yang belum memadai.