Latar Belakang: Diantara banyaknya simtom pada post covid syndrome, insomnia menempati gejala yang cukup sering muncul yaitu sebanyak 19,1%. Modul Manajemen Stres WHO merupakan suatu pendekatan psikoterapi eklektik yang menggabungkan mindfulness dan terapi relaksasi sehingga secara teori dapat efektif untuk digunakan untuk mengatasi insomnia akibat post covid syndrome. Tujuan: Membandingkan psikoedukasi dengan Manajemen Stres WHO pada populasi post covid syndrome yang mengalami insomnia Metode: Quasi experimental pre test-post test control group design pada 18 partisipan yang mengalami insomnia yang diberikan intervensi psikoedukasi dan Manajemen Stres WHO dibandingkan dengan 18 partisipan yang mengalami insomnia yang hanya diberikan psikoedukasi saja, pada populasi yang berada pada grup daring isolasi mandiri di aplikasi Telegram. Dilakukan pemeriksaan simtom klinis insomnia menggunakan insomnia severity index (ISI) sebelum dilakukan intervensi. Pada kelompok kontrol diberikan psikoedukasi berupa sleep hygiene dan pada kelompok perlakuan diberikan intervensi penyampaian Manajemen Stres WHO dalam lima kali pertemuan secara daring dalam jangka waktu setiap minggu selama 30-60 menit zoom meeting on cam. Setelah itu dilakukan pengukuran ulang pada skor ISI, kemudian dilakukan uji statistik dari hasil yang didapatkan diantara kedua kelompok. Hasil: Terjadi perubahan pada skor insomnia pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan yang mendapatkan psikoedukasi sleep hygiene dan intervensi Manajemen Stres WHO dengan delta score 27,50 dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapatkan psikoedukasi sleep hygiene saja dengan delta score 9,50 (p=0,00). Hasil Odds Ratio insomnia dengan Manajemen Stres WHO didapatkan hasil OR 0,00 (p=0,99, 95% CI). Simpulan: Manajemen Stres WHO dapat memperbaiki skor insomnia pada post covid syndrome dibandingkan dengan psikoedukasi akan tetapi secara klinis tidak signifikan.