Negara Jepang belakangan ini sedang mengalami permasalahan defisit tenaga kerja. Hal tersebut disebabkan karena menurunnya pertumbuhan penduduk Jepang setiap tahunnya. Angka pertumbuhan bahkan cenderung berada di angka nol atau tidak ada pertambahan jumlah penduduk sama sekali. Selain itu, jumlah penduduk yang memasuki usia tidak produktif, yaitu usia 65 tahun ke atas juga mengalami peningkatan. Keadaan tersebut jika dibiarkan akan menghambat laju industri di negara tersebut. Di kala sedang mengalami masalah defisit tenaga kerja, Pemerintah Jepang juga dihadapkan dengan peluang ekonomi, di antaranya Global Hub, Tokyo Olmpics, dan Tokyo Smart City. Ketiga program tersebut dinilai dapat memberikan keuntungan yang besar bagi Jepang. Untuk melaksanakan pergram-program tersebut secara maksimal, Pemerintah kemudian mengesahkan amandemen UU Immigration Control Act (ICA) untuk memudahkan proses perekrutan tenaga kerja asing melalui TITP dan SSW untuk menutup defisit tenaga kerja yang terjadi. Namun, permasalahan tidak berhenti di situ. Pemerintah Jepang juga dihadapkan pada permasalahan proses pengintegrasian tenaga kerja asing di dalam perusahaan tempat bekerja dan di lingkungan masyarakat lokal. Kebijakan dan usaha dari pemerintah pusat dan daerah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut akan menjadi fokus utama penulis dalam penelitian ini.