Arya Adi Bintoro. 2022. E0018071. PERLINDUNGAN HUKUM KEDUDUKAN AHLI WARIS PENDERITA CACAT MENTAL DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN (Perspektif KUH Perdata). Penulisan Hukum (Skripsi). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan mengkaji kedudukan dan hak serta upaya pembagian harta warisan terhadap ahli waris penderita cacat mental menurut perspektif Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jenis penelitian ini adalah normatif dengan sifat penelitian hukum preskriptif. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan undang-undang. Sumber bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi kepustakaan dan dianalisis menggunakan penalaran hukum bersifat silogisme dengan metode deduktif. Penderita cacat mental merupakan subjek hukum yang dianggap tidak cakap hukum. Meskipun dianggap tidak memiliki kecakapan hukum, penderita cacat mental tetaplah berkedudukan sebagai ahli waris selama masih termasuk ke dalam orang-orang yang berhak mewaris (Pasal 833 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) dan juga dilindungi hak-hak warisnya berupa hak keadilan dan perlindungan hukum, hak atas rasa aman, hak bebas dari diksriminasi, penelantaran, penyiksaan, dan eksploitasi, dan hak atas kesejahteraan. Atas kedudukan dan haknya sebagai ahli waris, penderita cacat mental tetap mendapatkan harta warisan melalui upaya pengampuan (curatele) oleh seorang curator yang berwenang untuk mengampu ahli waris penderita cacat mental agar tetap mendapatkan hak-hak warisnya. Atas permasalahan ini, diperlukanlah pembaruan dan penyempurnaan aturan khusus Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terhadap kedudukan dan hak-hak ahli waris penderita cacat mental dalam pembagian harta warisan.