Jawa Tengah merupakan daerah pegunungan yang memiliki tingkat kerawanan longsor yang tinggi. Beberapa metode telah dikembangkan untuk menyelidiki derajat kestabilan lereng. Metode geoteknik biasa tidak memperhitungkan distribusi spasial dari parameter input. Di sisi lain, sebagian besar peta kerawanan longsor disusun menggunakan metode berbasis skoring yang terutama mengandalkan justifikasi subjektif. Masalah lain dalam pemetaan kerawanan longsor adalah diperolehnya data curah hujan di daerah terpencil yang minim terjangkau pengamatan curah hujan. Dalam penelitian ini, digunakan pemetaan kerawanan longsor dengan mempertimbangkan distribusi spasial data kekuatan tanah dan curah hujan. Selain itu, teori fisika yang mendasari longsor juga ikut dipertimbangkan. Program komputer bernama UNSlide digunakan untuk membantu pemetaan kerawanan longsor. Penelitian dimulai dengan pengumpulan data tanah dan curah hujan. Data TRMM yang dikalibrasi dan tidak dikalibrasi digunakan sebagai data curah hujan dalam dua skenario longsor yang berbeda. Kedua data curah hujan tersebut digunakan untuk menghitung kedalaman air resapan di dalam tanah. Air resapan dan sifat-sifat tanah digunakan sebagai input untuk UNSlide. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemetaan longsor menggunakan data TRMM yang tidak terkalibrasi cenderung kurang tepat dalam mendefinisikan parameter derajat kestabilan lereng.

Kata kunci : data TRMM, Distribusi Spasial, kalibrasi, pemetaan, dan longsor.