Pembelajaran daring di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia menimbulkan banyak permasalahan baru dalam pelaksanaanya seperti rendahnya tingkat motivasi dan minat belajar siswa dalam pembelajaran, kurangnya tingkat kehadiran siswa dalam pembelajaran, tingkat pemahaman siswa masih kurang kondisi siswa tersebut menyebabkan capaian kompetensi dalam pembelajaran kurang memuaskan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru dapat mengupayakan beberapa cara yang dapat digunakan seperti salah satunya menggunakan variasi metode dan pendekatan pembelajaran seperti metode STEAM dengan pendekatan konstruktivisme. Setiap elemen dalam STEAM bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, inovasi, dan minat, mempromosikan keterampilan pemecahan masalah dan minat kognitif lainnya. Pendekatan konstruktivisme membuat siswa lebih dominan dalam pembelajaran mereka sendiri. Temuan dalam penelitian ini adalah sebuah prosedur pembelajaran daring menggunakan metode STEAM dan pendekatan konstruktivisme yang diekslporasi untuk dapat meningkatkan aspek kemampuan siswa dalam pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi yang terbagi kedalam tiga tahapan. Data awal didapatkan menggunakan wawancara dengan guru dan partisipan, kemudian pada proses penelitian data dikumpulkan melalui pengamatan observasi selama kegiatan pembelajaran, dan yang terakhir evaluasi yang dilakukan dengan wawancara refleksi terkait pembelajaran. STEAM diintegrasikan kedalam rencana pelaksanaan pembelajaran desain grafis menggunakan tahapan integrasi STEAM pembelajaran berbasis proyek yang kemudian digabungkan dan diimplementasikan dengan tahapan pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Data yang terkumpul kemudian dilakukan reduksi data, disajikan dan dianalisis untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan dan hasil. Hasil penelitian yang didapatkan antara lain (1) prosedur pelaksanaan pembelajaran desain grafis terintegrasi STEAM berbantuan pendekatan konstruktivisme yang terdiri dari enam tahapan pembelajaran yang meliputi situation yang meliputi menciptakan situasi yang menggambarkan materi pembelajaran sesuai dengan topik pembahasan, question meliputi pemberian pertanyaan essensial kepada siswa, bridge meliputi diskusi identifikasi masalah, perencanaan perancangan proyek dan penyusunan jadwal, grouping & monitoring meliputi pemberian masalah sederhana serta pengelompokan partisipan dalam kelompok kecil yang kemudian diawasi setiap kegiatanya, presentation meliputi penyajian hasil dan penilaian hasil proyek, dan evaluation yang meliputi evaluasi pengalaman partisipan melalui refleksi wawancara. (2) pembelajaran terintegrasi STEAM berbantuan pendekatan konstruktivisme menghasilkan adanya beberapa peningkatan aspek prestasi siswa seperti aspek sikap dan keterampilan dalam pembelajaran.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan metode STEAM dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran berbasis proyek yang dilaksanakan secara daring berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam dua aspek yaitu aspek sikap dan aspek keterampilan selain itu adanya penggunaan metode STEAM dan pendekatan konstruktivisme mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan dapat dengan mudah diterima oleh para siswa.