Pemecahan masalah matematis adalah kemampuan dibutuhkan dalam memecahkan masalah dengan berdasarkan pengalaman dan konsep-konsep yang sudah diajarkan secara sistematis, logis dan efektif serta dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat maupun di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada saat menyelesaikan soal matriks dengan tingkat self-confidence tinggi, sedang dan rendah. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan berdasarkan langkah-langkah Polya, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan penyelesaian dan memeriksa kembali dan membuat simpulan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada semester genap pada tahun ajaran baru yakni 2020/2021 di SMK Maarif NU 2 Ajibarang Kabupaten Banyumas. Instrumen yang digunakan adalah angket Self Confidence, soal materi matriks dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis, dan pedoman wawancara. Pemilihan subjek pada penelitian ini dilakukan dengan teknik snowball sampling. Subjek pada penelitian ini adalah 6 siswa kelas XI SMK Maarif NU 2 Ajibarang, yang terdiri dari 2 siswa dengan Self Confidence tinggi, 2 siswa dengan Self Confidence sedang, dan 2 siswa dengan Self Confidence rendah. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi metode. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) siswa dengan self confidence tinggi memenuhi semua indikator pemecahan masalah matematis diantaranya memahami masalah, siswa menuliskan informasi yang diperoleh pada soal dengan diawali kata diketahui dan kata ditanya, merencanakan penyelesaian dengan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat dugaan strategi untuk penyelesaian masalah, melaksanakan rencana untuk menyelesaikan permasalahan hingga memeriksa proses dan hasil jawaban serta membuat simpulan dari hasil jawaban, 2) siswa self confidence sedang memenuhi dua indikator kemampuan pemecahan masalah matematis diantaranya memahami informasi-informasi yang terkait dengan soal, merencanakan cara penyelesaiannya. Sedangkan  saat melaksanakan penyelesaian siswa dengan kategori sedang juga lebih condong terburu-buru dalam melaksanakan strategi yang telah disusun. Siswa dengan self confidence sedang juga cenderung tidak memeriksa proses dan hasil jawaban dan cenderung tidak menuliskan simpulan dari jawaban, 3) siswa self confidence rendah pada indikator memahami masalah hanya mengindentifikasi informasi yang diperoleh saja tidak langsung menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dan cenderung menuliskan langsung rencana penyelesaiannya. Siswa self confidence rendah rata-rata tidak dapat menyelesaikan soal dengan hitungan yang tepat karena mereka  terburu-buru melaksanakan strategi yang telah disusun mereka kurang teliti saat menghitung dan tidak memeriksa kembali proses dan hasil jawabannya dan cenderung tidak menuliskan simpulan dari jawaban.