Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal yaitu sama atau lebih dari 200 mg/dL (Hestiana, 2017). Penyakit ini ditandai dengan kenaikan gula dalam darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel ? pankreas dan gangguan fungsi insulin.
Tempe adalah salah satu makanan yang dapat menurunkan kadar gula dalam darah dengan adanya flavonoid yang terkandung di dalamnya. Flavonoid dapat mengikat radikal bebas sehingga mengurangi resistansi insulin. Kandungan flavonoid juga terdapat dalam tanaman kejibeling dan kayu manis. Pada penelitian ini kami menambahkan ekstrak tanaman tersebut dalam pembuatan tempe untuk memaksimalkan penurunan kadar gula darah.
Pembuatan tempe dengan ekstrak kejibeling dan kayu manis dilakukan dengan beberapa tahap antara lain, persiapan alat dan bahan, perebusan kedelai dengan ekstrak, perendaman, pencucian, pengukusan, penirisan, pengukuran kekerasan, peragian, pengemasan, dan inkubasi.
Tempe yang dihasilkan selanjutnya diukur kembali tingkat kekerasannya, lalu di uji respon terhadap gula darah. Hasil pengukuran tingkat kekerasan adalah sebesar 2,68 x 105 Pa yaitu pada pengukusan pada suhu 100oC dengan waktu 60 menit, dimana hasil tersebut sama dengan tempe yang ada di pasaran sebesar 2,69 x 105 Pa. Sedangkan hasil uji respon gula darah, pada responden 1, tempe ekstrak kejibeling 3% memiliki penurunan kadar gula darah relatif terbesar sebesar 6,73%, sedangkan pada responden 2, tempe ekstrak kayu manis 1% memiliki kadar gula darah relatif terbesar sebesar 11,51%. Namun pada beberapa waktu, tempe tanpa ekstrak terbukti lebih dapat menurunkan kadar gula jika dibandingkan dengan tempe ekstrak daun kejibeling maupun kayu manis.
Dari penelitian yang dilakukan, tempe dengan ekstrak kejibeling dan kayu manis kurang berpengaruh dalam menurunkan kadar gula dalam darah.