Jumlah penduduk di Indonesia yang semakin meningkat berakibat pada upaya mencukupi kebutuhan pangan. Peningkatan kebutuhan pangan sangat berkaitan dengan kebutuhan lahan, tetapi lahan pertanian yang produktif semakin menurun akibat dari alih fungsi lahan. Salah satu alternatif untuk meningkatkan potensi produksi tanaman adalah pendayagunaan lahan kering. Pengelolaan lahan kering yang tidak tepat dapat memicu degradasi lahan dan menyebabkan lahan menjadi kritis, sehingga diperlukan tindakan untuk menanggulanginya. Lahan kering di Kecamatan Selo membutuhkan tata cara untuk menentukan model pengelolaan sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi biogeofisik lahan kering, mengidentifikasi kondisi tutupan lahan kering, menganalisis partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lahan kering, dan merumuskan strategi dan model pengelolaan lahan kering berbasis konservasi di Kecamatan Selo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan metode survei. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2019 hingga Februari 2020. Penentuan titik lokasi pengambilan sampel dan penentuan responden menggunakan pendekatan purposive sampling. Pengambilan data vegetasi dilakukan menggunakan metode petak dengan teknik sampling kuadrat. Data aspek sosial dan partisipasi masyarakat diperoleh menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam dari responden. Analisis strategi dan model pengelolaan menggunakan analisis SWOT dan DPSIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiringan lereng berkisar antara 11% hingga 47%. Rata-rata curah hujan tahunan di Kecamatan Selo sebesar 2940,1 mm/tahun yang termasuk dalam kategori tinggi. Indeks keanekaragaman vegetasi pohon, tiang, pancang, dan tumbuhan bawah di Kecamatan Selo dalam kategori sedang dengan nilai 2,00 untuk vegetasi tahap pohon; 2,33 untuk vegetasi tahap tiang; 1,88 untuk vegetasi tahap pancang dan 2,21 untuk tumbuhan bawah. Sedangkan indeks keanekaragaman vegetasi semai dalam kategori rendah dengan nilai 0,87. Tingkat partisipasi masyarakat menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat partisipasi terhadap konservasi lahan dalam kategori sedang (67,7%). Sedangkan responden dengan tingkat partisipasi dalam kategori rendah sebanyak 28,3%, dan responden dengan tingkat partisipasi dalam kategori tinggi sebanyak 4%. Posisi kuadran SWOT Kecamatan Selo  berada di kuadran I (kuadran positif) maka strategi yang dapat diterapkan adalah dengan mendukung kebijakan secara agresif dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang telah ada. Model pengelolaan lahan kering berdasarkan famework DPSIR yaitu dengan menerapkan beberapa response antara lain melalui program penghijauan; program agroforestri; penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan terkait sustainable farming practice; peningkatan nilai ekonomi melalui peningkatan nilai produk dan peningkatan partisipasi masyarakat.

Kata Kunci: Kondisi Lahan Kering, Tutupan Lahan, Partisipasi Masyarakat, Model Pengelolaan Lahan berbasis Konservasi