Suatu peristiwa traumatis seperti kecelakaan atau bencana yang secara tiba-tiba mengakibatkan seseorang mengalami cedera atau kerusakan tulang belakang atau yang biasa disebut dalam bahasa medis dengan paraplegia akan menyebabkan seseorang kehilangan fungsi dan bagian anggota tubuhnya. Kondisi ini juga akan menimbulkan banyak masalah psikologis kepada penyandangnya termasuk jika penyandang berada pada usia remaja dan mempengaruhi penerimaan dirinya.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran psikologis mengenai penerimaan diri pada remaja penyandang paralegia. Subjek penelitian ini adalah dua orang remaja penyandang paraplegia dan dua orang significant others. Pengumpulan data dilakukan dengan metode riwayat hidup, wawancara semi- terstruktur, dan observasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Temuan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek memiliki aspek penerimaan diri, yaitu percaya terhadap kemampuan dalam diri, berani bertanggung jawab dan menerima konsekuensi dari tindakannya, berpendirian kuat, menerima diri dan menganggap dirinya sama atau sederajat dengan orang lain, tidak merasa malu atas dirinya, menyadari keterbatasan dan kekurangan dirinya, dan tidak mengingkari sifat-sifat kemanusiaan dalam diri. Selain itu terdapat pula faktor yang mempengaruhi penerimaan diri kedua subjek yaitu support sosial, spiritual, dan kontrol diri.

Kata kunci: Paraplegia, Remaja, Penerimaan Diri